E-Book dan Game Gratis

E-book                      Game & Software
Bagi anda yang ingin membaca secara offline, silakan download format e-book-nya di sini!

Memahami Hakikat Penciptaan Melalui Matrix Takdir Dalam Lauhul Mahfuzh


Memahami Hakikat Penciptaan
Melalui Matrix Takdir Dalam Lauhul Mahfuzh
Ditulis Oleh: BOIS, penulis cupu yang masih harus banyak belajar.
 
Assalamu’alaikum… (Ucapan salam khusus untuk saudaraku yang muslim)

AL FAATIHAH (PEMBUKAAN)
  1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
  3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
  5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
  6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
  7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Al A´laa (YANG PALING TINGGI)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
  1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,
  2. yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),
  3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
  4. dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,
  5. lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.
  6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,
  7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
  8. dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah,
  9. oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,
  10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,
  11. dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.
  12. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).
  13. Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
  14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
  15. dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.
  16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
  17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
  18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
  19. (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa
Al Baqarah 269. Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

===================================================

Listing Program Lauhul Fahfuzh
===================================================

Subhanallah… Ternyata sistem komputerisasi yang kita kenal sekarang adalah bagian dari skenario Allah guna memberi pemahaman kepada manusia mengenai kitab Lauhul Mahfuzh, dan dengan adanya sistem komputerisasi yang diilhami kepada manusia itu pula, akhirnya manusia bisa memahami berbagai takdir yang mana memang sudah ditetapkan di dalam kitab Lauhul Mahfuzh. Karena itulah, saya menggunakan istilah Listing Program Lauhul Mahfuzh sebagai perumpamaan yang semoga bisa memudahkan manusia dalam mencerna perihal takdir dengan baik. Walaupun sesungguhnya saya sendiri tidak tahu pasti bagaimana dan seperti apa Lauhul Mahfuz itu sebenarnya, apakah memang bentuk seperti listing pemprograman komputer yang kita kenal sekarang atau tidak. Sebab, listing program yang kita kenal sekarang adalah ciptaan Allah juga, yang mana telah diilhamkan kepada manusia demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Wallahu’alam…


An Naml 75. Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh).
Al Hadiid 22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Al An'aam 38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.


[472].
sebagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul Mahfuzh dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul Mahfuzh. Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.


Al An'aam 59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh)"

Demikianlah kitab Lauhul Mahfuzh itu, tampak mirip sekali dengan Listing program (daftar pengkodean) yang ada pada sistem komputer yang kita kenal sekarang, walaupun Lauhul Mahfuzh itu jelas sangat jauh, jauh, jauh lebih kompleks. Dan untuk mempermudah pemahaman kita, marilah kita bandingkan Listing Program Lauhul Mahfuzh itu dengan Listing Program Game Online yang kita kenal selama ini, yang mana setiap objek yang ada di dalam Game Online jelas sudah ditentukan oleh programmernya. Dari keadaannya dunianya, waktunya, skenarionya, berbagai karakternya, hingga sampai ke berbagai perlengkapan karakternya. Dan programmer itulah yang mengendalikan sepenuhnya mengenai apa yang ada di dunia game, apakah ia akan menambahkan karakter baru, membuat dunia baru, atau membuat skenario baru. Sesungguhnya, banyak sekali yang bisa dilakukan oleh seorang programmer guna bisa membuat dunia game seperti yang diinginkannya (programmer yang saya maksud di sini adalah manusia yang membuat program permainan Game Online secara independent).

Karena itulah, sebagai penguasa di dunia game, tidak mustahil seorang programmer bisa mengetahui apa yang sudah terjadi. Sebab, semua yang telah terjadi di dunia game akan selalu tersimpan di dalam data basenya. Selain itu, dia juga bisa mengetahui apa akan terjadi kemudian. Sebab, dialah yang membuat data base skenarionya. Namun sayangnya, seorang programmer tidak mungkin bisa mengetahui isi hati seorang gamer (manusia yang memainkan program game buatannya). Sebab, memang bukan programmer yang menciptakan manusia, sehingga mustahil baginya untuk bisa mengetahui isi hati manusia. Itulah hal mendasar yang membedakan antara Dunia Game Online buatan programmer, dan Dunia Kita ciptaan Allah. Karena itulah kita tak usah heran, kalau Allah itu adalah Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui segalanya, termasuk isi hati setiap manusia. Sebab, Allah-lah yang telah memprogram dunia kita beserta isinya, termasuk kita, dan semuanya itu telah ditulis-Nya di dalam sebuah kitab yang bernama Lauhul Mahfuzh.

Para gamer yang bermain Game Online pun mirip sekali dengan wujud gaib kita yang bernama Roh. Di dalam dunia game, gamer hanya bisa berkuasa sebatas mengendalikan karakter miliknya guna menaikan level karakter yang dimainkannya, yaitu dengan cara mengemban misi pada setiap skenario yang sudah ditetapkan oleh sang programmer. Begitupun dengan diri kita di dunia yang fana ini, yang mana telah ditugaskan untuk menjadi khalifah guna menaikkan level kemuliaan kita, yaitu dengan cara bertakwa kepada Allah.


Al Anfaal 17. Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Jelas sekali diterangkan dalam ayat tersebut, kalau manusia memang tak berkuasa apa-apa. Sebab, segala aktifitas manusia memang sudah terprogram, termasuk aktifitas yang ada pada ayat itu, yaitu membunuh dan melempar, yang mana keduanya adalah bagian dari ciptaan Allah. Karenanyalah memang sudah sepantasnya Allah berbicara begitu, dengan maksud agar manusia jangan menyombongkan diri terhadap "kemampuan fisik yang dimilikinya", karena sesungguhnya kemampuan itu semata-mata karena Allah yang menggerakkannya. Untuk lebih jelasnya, silakan anda perhatikan karakter yang ada di Dunia Game Online. Apakah karakter itu bisa bergerak karena digerakkan oleh seorang gamer? Mungkin bagi orang awam yang tidak mengerti akan menjawabnya iya, namun bagi mereka yang memahami dunia pemprograman tentu saja akan menjawab bukan. Sebab, pada kakekatnya bergeraknya karakter itu disebabkan adanya program pergerakan interaktif yang dibuat oleh si programmer. Jika programmer tidak membuat program pergerakan interaktif itu, mustahil gamer bisa menggerakkan karakternya. Karena itulah, di dalam dunia kita ini, kita sama-sekali tak berkuasa untuk menggerakkan seluruh anggota badan kita. Jangankan untuk menggerakkan seluruhnya, membuka kelopak mata saja pada hakekatnya kita tidak akan sanggup. Sesungguhnya kekuasaan yang Allah berikan kepada manusia hanyalah sebatas mengendalikan perangkat akal, yaitu manusia diberi hak istimewa untuk menentukan pilihannya sendiri. Dan oleh sebab itu pula, hakikat kehidupan di dunia ini hanyalah memilih takdir, yang mana telah ditetapkan oleh Allah sebelum manusia diciptakan.
Jadi jelas sudah, apapun pilihan manusia merupakan takdir yang memang harus dijalaninya. Manusia tidak mungkin bisa mengelak dari takdir, dan jika manusia melewati takdir yang buruk itu adalah karena pilihannya sendiri. Sebab, dari awal Allah memang telah menyediakan berbagai pilihan yang bebas untuk dipilih oleh manusia, baik itu takdir yang baik maupun yang buruk. Selama di dunia, manusia tidak mungkin bisa mengelak dari takdir, dan jika manusia melewati takdir yang buruk itu adalah karena pilihannya sendiri. Sebab, dari awal Allah memang telah menyediakan berbagai pilihan yang bebas untuk dipilih oleh manusia, baik itu takdir yang baik maupun yang buruk. Dan selama di dunia, manusia hanya bisa meminta petunjuk-Nya agar bisa memilih takdir yang baik, yaitu takdir yang akan membawanya kepada kebahagiaan. Jika tidak, dia hanya mengandalkan keberuntungan. Beruntung jika dia benar dalam memilih. Namun jika tidak, tentu dia akan menderita. Karena itulah, manusia wajib memilih berdasarkan petunjuk Allah, yaitu Al-Quran dan Hadits Rasul. Jika dia mau melakukannya, maka nilainya adalah ibadah. Namun jika tidak, maka nilainya adalah durkaha. Buah dari ibadah adalah pahala, dan buah dari durkaha adalah dosa, lalu hasil timbangan dari keduanya itulah yang akan menentukan takdir manusia masuk surga atau neraka.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia dan jin itu telah dipersilakan untuk memilih berbagai takdir yang sudah tersedia dan tertulis jelas pada kitab Lauhul Mahfuzh. Bukankah kitab itu adalah ‘Listing Program’ mengenai kehidupan manusia di alam semesta, dan juga keadaan alam semesta itu sendiri? Sebab, dari awal penciptaan hingga kematiannya, segala tingkah laku dan perbuatan manusia memang sudah ditentukan di dalam kitab tersebut, baik itu segala yang baik maupun segala yang buruk. Begitu pun dengan keadaan alam semesta ini, yang dari awal penciptaannya adalah bermula dari sebuah ledakan dahsyat (Big Bang) hingga akhirnya menjadi alam semesta yang sempurna dan terus mengikuti Hukum Sunatullah (Hukum ketentuan Allah) yang semuanya sudah ditentukan pada kitab Lauhul Mahfuzh. Bahkan dari partikel debu hingga keadaan Jagad Raya seluruhnya, semua sudah ditentukan. Juga dari sebuah huruf hingga ensiklopedia, semuanya juga sudah ditentukan. Subhanallah... Sebuah daun kering yang gugur tampak terbang melayang dengan berliuk-liuk, kemudian jatuh di atas aliran sungai, lalu hanyut bersama aliran air yang terus mengalir, hingga akhirnya tenggelam di dasar sungai, kemudian membusuk dan terurai. Sungguh semua peristiwa itu—dari mulai gugurnya daun hingga sampai mengurainya sudah tertulis jelas di kitab Lauhul Mahfuzh.

Karena itulah, agar manusia bisa memilih dengan baik, lantas Allah pun membekali manusia dengan akal dan hati nurani yang berguna melindungi manusia dari pilihan yang salah. Karena keduanya masih belum cukup, lantas Allah juga menurunkan Nabi dan Rasul yang membawa petunjuk agar diikuti oleh umat manusia. Hingga akhirnya petunjuk itu menjadi kitab-kitab suci yang kita kenal sekarang, yaitu Zabur, Taurat, Injil, dan yang telah disempurnakan yaitu Al-Quran, yang diturunkan sebagai Mukjizat untuk Rasul yang paling dicintai-Nya yaitu Muhammad S.A.W.


Al Baqarah 151. Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.


Ketahuilah, sesungguhnya Al-Quran itu pun sebenarnya ada di dalam kitab Lauhul Mahfuzh. Dan Allah menjamin, tidak ada seorang pun yang bisa merubah Al-Quran lantaran tidak ada seorang pun yang bisa menyentuh Lauhul Mahfuzh itu, kecuali orang-orang yang disucikan. Karena itulah, Al-Quran di dunia ini pun akan terus terpelihara karena perkara pemeliharan Al-Quran jelas sudah ditetapkan pada Lauhul Mahfuzh. Intinya adalah AL-Quran memang sudah ditakdirkan untuk tetap terpelihara, tidak seperti kitab-kitab lainnya yang telah ditakdirkan untuk tak terpelihara, alias sudah ditakdirkan untuk bisa diubah oleh manusia.


Al Waaqi'ah 77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,

Al Waaqi'ah 78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),

Al Waaqi'ah 79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.

Sebetulnya Al-Quran itu bukanlah petunjuk yang ditujukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk bangsa jin yang hidup di alam gaib agar tak mengulangi kesalahan para leluhurnya.

Al jinn1. Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,


Bukhari Muslim 251. Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w belum pernah membaca al-Quran dan mengajar agama kepada jin dan belum pernah pula melihat mereka. Kisahnya, baginda berangkat bersama dengan rombongan para Sahabat menuju ke pasar Ukaz Pada ketika itu, tipu muslihat antara syaitan dan berita dari langit dihalangi dan mereka dilempari dengan panah api. Maka mereka pun kembali kepada kaum mereka, lalu berkata: Antara kami dan berita dari langit ditipu daya dan kami dilempari dengan panah api. Kaum mereka berpendapat: Keadaan itu adalah karena ada sesuatu yang luar biasa berlaku. Pergilah ke bumi di sebelah timur dan barat. Telitilah apa yang menghalangi antara kita dan berita dari langit. Mereka pun pergi ke bumi di sebelah timur dan barat. Sekumpulan jin dari mereka menuju ke arah Tihamah yaitu mengikuti Nabi s.a.w. Baginda berada di bawah pokok tamar dalam perjalanan ke pasar Ukaz. Pada saat itu, baginda sedang sembahyang Subuh bersama para Sahabat. Ketika mereka mendengar al-Quran, mereka memerhatikannya, lalu berkata: Inilah yang menghalangi antara kita dengan berita dari langit. Maka mereka pun kembali kepada kaum mereka lalu berkata: Wahai kaumku. Sesungguhnya aku telah mendengar bacaan yang mengkagumkan, yang boleh menunjukkan kita kepada kebenaran, maka aku beriman kepadanya dan tidak akan menyekutukan Tuhanku dengan siapa pun. Maka Allah s.w.t menurunkan kepada nabi-Nya Muhammad s.a.w ayat Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya sekumpulan jin telah mendengar bacaan al-Quran


Ketahuilah, sebelum manusia, Allah telah mempercayakan kalau dunia yang diciptakan-Nya agar ditempati dan dirawat baik-baik oleh bangsa jin, yaitu untuk menguji akal mereka. Namun ternyata bangsa jin justru merusaknya, dan itu karena mereka tak mau menggunakan akalnya disetiap mengambil keputusan, yaitu tidak sesuai dengan kemauan Allah. Karena itulah lantas Allah menciptakan manusia untuk menggantikan peran jin di dunia, yaitu dengan menciptakan Adam dan Hawa yang dengan perantara Iblis akhirnya harus tinggal di dunia, namun pada dimensi yang berbeda. Begitulah cara Allah bekerja, yaitu dengan menciptakan berbagai takdir yang harus dipilih oleh makhluk ciptaan-Nya. Perlu diketahui pula, bahwa sewaktu di alam roh, setiap jiwa sudah menandatangani kontrak perjanjiannya dengan Allah, yaitu manusia bersedia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini—yaitu menjadi seorang pemimpin yang bisa membuat kehidupan di dunia menjadi seperti keinginan Allah, dengan maksud menguji akal manusia. Jika setiap jiwa tidak melanggar perjanjian itu, maka ia akan dihadiahkan Surga. Namun jika melanggar, jelas akan mendapat sangsinya, yaitu Neraka. Itulah salah satu hakikat tujuan diciptakannya manusia, yaitu menjadi khalifah yang bertakwa kepada Allah—Tuhan Semesta Alam, yang mana manusia dituntut untuk senantiasa beribadah hanya kepada-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, dengan tujuan untuk menguji akalnya. Hakikat lain diciptakannya manusia adalah agar manusia bisa mengenal-Nya dan juga bisa memahami kenapa Allah menciptakan semua yang ada di alam ini, baik yang nyata maupun yang gaib. Allah menyukai manusia yang bisa mengenal-Nya dan juga bisa memahami tujuan penciptaannya, sehingga manusia menjadi tersadar dan akhirnya mau berbuat baik semata-mata karena-Nya.


Al Baqarah 195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.


Kembali ke masalah takdir. Pada awalnya, takdir manusia sudah di tentukan sama. Namun akan menjadi berbeda setelah dia mulai memilih. Manusia hidup kaya bisa bahagia dan juga bisa menderita, manusia hidup sederhana bisa bahagia dan juga bisa menderita, manusia hidup miskin bisa bahagia dan juga bisa menderita. Semuanya tergantung kepada pamahaman manusia itu sendiri tentang agama dan juga nilai ketakwaannya kepada Allah. Itulah yang akan menentukannya hidup manusia bahagia atau menderita. Sebab dengan adanya pemahaman agama yang baik dan juga nilai ketakwaan yang baik, maka manusia bisa mengambil keputusan dengan cara yang baik dan benar pula. Pemahaman agama yang baik berguna untuk bahan pertimbangan akal (pengambil keputusan), sedangkan takwa berguna untuk membersihkan nurani (cahaya mata hati) yang mana akan melindungi akal dari pengaruh ego (keinginan pribadi manusia). Takwa itu adalah mau mengamalkan semua perbuatan baik (Perintah Allah) dan mau menjauhi semua perbuatan buruk (Larangan Allah). Akal manusia membutuhkan yang namanya petunjuk (hidayah), dan petunjuk yang lurus itu adalah Al-Quran dan Hadits, yang mana telah Allah karuniakan kepada para hamba-Nya.

Pada mulanya akal bertanya, manakah yang terbaik dari ketiga pilihan ini, hidup kaya, sederhana, atau miskin. Lantas akal segera menimbangnya. "Hmm... yang mana ya?" tanya akal bingung. Saat itulah ego bermain, ia menganjurkan akal untuk memilih berdasarkan kesenangan dunia. Mengetahui itu, Nurani pun tidak tinggal diam, ia menyarankan untuk memilih berdasarkan pertimbangan akhirat. Saat itu Ego dan Nurani bertarung membenarkan pendapatnya masing-masing. Dari pertarungan pendapat antara Ego dan Nurani itulah, akhirnya akal kembali melakukan penimbangan. Dan disaat itu pula dibutuhkan petunjuk yang berdasarkan kepada Al-Quran dan Hadits.
Jika saat itu nilai ketakwaan manusia masih kurang, maka akal akan lebih condong menuruti ego. Dan jika saat itu nilai ketakwaan manusia baik, maka akal akan lebih condong menuruti nurani.
Jika manusia menuruti ego risikonya lebih besar ketimbang menuruti nurani. Sebab jika menuruti ego karena bisikan syetan tentu ia akan celaka, namun jika menuruti ego dan masih dilindungi oleh Allah tentu ia masih bisa selamat. Karenanyalah, lebih aman adalah dengan mengikuti nurani. Namun sayangnya, kemampuan nurani dalam upaya memberi petunjuk tergantung kepada kebersihannya. Ia bisa diibaratkan dengan gelas bening yang berisi air jernih yang secara otomatis bisa menjadi kotor. Jernih dan kotornya air dalam gelas tergantung tingkat ketakwaaan seseorang. Semakin tinggi nilai ketakwaan manusia, maka akan semakin jernih air dalam gelas. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah nilai ketakwaan manusia, maka akan semakin kotor air dalam gelas. Jika air dalam gelas sangat jernih, maka setitik pasir pun akan mudah terlihat. Namun jika air dalam gelas kotor, maka segenggam batu pun tak mungkin terlihat. Hal ini berlaku untuk semua manusia, baik muslim maupun non muslim. Karenanyalah, seorang non muslim yang nuraninya bersih sudah barang tentu akan memilih Islam sebagai agamanya. Namun kejernihan nurani non muslim yang baik, masih kalah jauh dengan kejernihan nurani seorang muslim yang baik.


Bukhari Muslim 86. Diriwayatkan daripada Huzaifah r.a katanya: Saidina Umar r.a pernah bertanya aku ketika aku bersamanya. Katanya: Siapakah di antara kamu yang pernah mendengar Rasulullah s.a.w meriwayatkan tentang fitnah? Para Sahabat menjawab: Kami pernah mendengarnya. Saidina Umar bertanya: Apakah kamu bermaksud fitnah seorang lelaki bersama keluarga dan tetangganya? Mereka menjawab: Ya, benar. Saidina Umar berkata: Fitnah tersebut dapat dihapuskan oleh sholat, puasa dan zakat. Tetapi, siapakah di antara kamu yang pernah mendengar Nabi s.a.w bersabda tentang fitnah yang bergelombang sebagaimana lautan bergelombang? Huzaifah berkata: Para Sahabat terdiam. Kemudian Hudzaifah berkata: Aku, wahai Umar! Saidina Umar berkata: Engkau. Lantas Saidina Umar memuji dengan berkata ayahmu adalah milik Allah. Huzaifah berkata: Aku dengar Rasulullah s.a.w bersabda: Fitnah akan melekat di hati manusia bagaikan tikar yang dianyam secara tegak-menegak antara satu sama lain. Mana-mana hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya bintik-bintik hitam. Begitu juga mana-mana hati yang tidak dihinggapinya, akan terlekat padanya bintik-bintik putih sehingga hati tersebut terbagi dua: Sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Manakala sebagian yang lain menjadi hitam keabu-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemungkaran, segala-galanya adalah mengikut keinginan.


Bukhari Muslim 99. Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah didatangi oleh Jibril a.s ketika baginda sedang bermain dengan kanak-kanak. Lalu Jibril a.s memegang dan merebahkan baginda, kemudian Jibril a.s membelah dada serta mengeluarkan hati baginda. Dari hati tersebut dikeluarkan segumpal darah, lalu Jibril a.s berkata: Ini adalah bahagian syaitan yang terdapat dalam dirimu. Setelah itu Jibril membasuh hati tersebut dengan menggunakan air Zamzam di dalam sebuah bekas yang diperbuat dari emas, kemudian meletakkanya kembali ke dalam dada baginda serta menjahitnya sebagaimana asal. Dua orang kanak-kanak segera menemui ibunya yaitu ibu susuan Rasulullah s.a.w dan mereka berkata: Muhammad telah dibunuh. Seterusnya mereka mengusung baginda, ketika itu rupa baginda telah berubah. Anas berkata: Aku benar-benar pernah melihat kesan jahitan tersebut di dada baginda


Karenanyalah, seorang muslim yang nuraninya bersih, ia akan mudah untuk membedakan mana perbuatan baik dan mana yang buruk, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan, mana yang jujur dan mana yang bohong, mana yang jahat dan mana yang baik. Begitu pun sebaliknya, jika nurani kotor maka dia akan sulit untuk bisa membedakan. Jika sudah begitu, nurani tidak bisa diandalkan untuk memberitahukan akalnya. Hanya kasih sayang Allah saja yang bisa menyelamatkan manusia dari nurani yang kotor, yaitu Allah menundukkan ego dan memberi kesempatan pada nurani agar mau menasihati akal guna mencari hidayah-Nya.
Nah... begitulah proses akal manusia menentukan pilihan. Jika manusia tidak mau menggunakan akalnya dengan baik dan benar jelas ia akan tersesat. Karenanyalah, jika manusia yakin kalau ia bisa menjadi kaya tanpa menghalalkan berbagai cara dan dengan tujuan yang mulia untuk membantu sesama, maka ia boleh menjadi kaya. Namun jika sebaliknya, maka kaya bukanlah sebuah pilihan yang baik. Begitupun dengan pilihan miskin, jika ia miskin dan menyusahkan orang lain maka pilihan miskin pun bukanlah yang terbaik. Dan sebaik-baiknya pilihan adalah hidup sederhana, sebab Rasullullah pun memang menganjurkan demikian. Sebaik-baiknya pilihan adalah yang pertengahan. Ketahuilah, jika suatu saat ia sudah siap menjadi orang kaya, maka ia akan menjadi orang kaya yang bertakwa dan sangat dermawan. Kenapa bisa begitu? Sebab biarpun dia memiliki harta yang berlimpah ruah, ia tetap akan memilih untuk hidup sederhana dan bersahaja. Dan secara otomatis harta yang berlebihan itu tentu akan ia hambur-hamburkan untuk tujuan yang mulia. Begitupun jika suatu saat dia sudah siap untuk menjadi orang miskin, maka ia akan menjadi orang miskin yang zuhud, yang senantiasa bertakwa kepada Allah dan tidak pernah menyusahkan orang lain.

Jadi, menjadi orang kaya, sederhana, atau miskin itu adalah pilihan takdir. Dan itu artinya, kita sendiri yang menentukan kita mau kaya, sederhana, atau miskin. Sebab, Allah menghargai setiap usaha yang manusia lakukan. Karena itulah sistem takdir yang sudah Allah tetapkan adalah, setiap manusia yang mau berusaha memilih takdir dengan baik, maka akan mendapat hasil yang baik pula. Tapi jangan lupa, bahwa pilihan seseorang juga dipengaruhi oleh pilihan orang lain. Contohnya adalah kesalahan seorang presiden dalam mengambil keputusan, bisa mempengaruhi hasil pilihan yang dilakukan oleh rakyatnya, yaitu hal yang sebetulnya mudah bisa menjadi sulit, dan karena kesulitan itulah sehingga membuat orang tidak sabar dan akhirnya terpaksa menghalalkan berbagai cara atau menjadi putus asa. Oleh sebab itu, tanggung jawab presiden sangatlah besar. Jika ia salah dalam mengambil keputusan, maka kelak ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Sesungguhnya sangatlah tidak enak menjadi seorang presiden, sebab jika ia sampai salah mengambil keputusan maka ia harus ikut menanggung dosa setiap rakyat yang telah melakukan dosa akibat dari kebijakannya. Andai saja banyak orang yang sudah betul-betul menyadari hal itu, maka ia tidak akan terobsesi menjadi presiden. Apalagi jika harus mengeluarkan banyak uang dan menghalalkan berbagai cara, tentu dia tidak akan mau. Dia hanya mau menjadi presiden, jika ia didesak oleh rakyat yang memang sangat menginginkan kepemimpinannya. Jika saat itu ia memang mampu, namun menolak keinginan rakyat adalah pilihan yang salah, sebab bisa mematikan harapan banyak orang. Dan pemimpin yang seperti ini, Insya Allah… akan mendapat petunjuk Allah pada setiap keputusan yang diambilnya, dan setiap keputusan yang diambil atas petunjuk Allah tentu tidak akan keliru. Apapun yang terjadi tentu tidak akan diminta pertanggungjawaban, sekalipun keputusan itu bisa saja salah dimata manusia, namun tidak salah dimata Allah. Dan pemimpin yang demikian, tentunya akan mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda. Contohnya jika ada seorang pemimpin yang berani mewajibkan hijab misalnya, tentu dia akan mendapat pahala yang banyak karena sudah membantu banyak orang untuk tidak melakukan dosa lantaran tak mampu menjaga pandangan.

Sebuah contoh lagi mengenai pilihan, yaitu seandainya dihadapan anda ada dua buah jembatan gantung yang melintasi jurang, yang satu masih baru dan tampak kokoh, sedangkan yang satunya lagi sudah lama dan tampak lapuk. Nah, dari kedua jembatan itu manakah yang anda pilih untuk disebrangi. Mungkin anda mengira kalau jembatan baru yang masih tampak kokoh itulah pilihan yang terbaik. Jika anda mengira demikian, maka pilihan anda adalah kurang tepat. Sebab apa yang tampak baik lewat pandangan manusia, belum tentu baik di mata Allah. Coba anda pikirkan, bagaimana jika jembatan yang menurut pengelihatan anda kokoh ternyata menyimpan sebuah kelemahan, ada pengikat tali yang kendor, atau dibuat dengan bahan berkualitas rendah misalnya, sehingga saat jembatan itu dilewati, bisa saja tali jembatan itu terlepas dan akhirnya membuat anda celaka. Dan siapa yang mengira kalau jembatan yang tampak sudah lapuk ternyata justru masih kuat lantaran dibuat dengan bahan yang berkualitas tinggi. Karena itu, janganlah menilai sesuatu dengan mengandalkan perangkat indra manusia saja, namun yang terbaik adalah juga dengan berdoa, memohon petunjuk Allah agar bisa memilih dengan baik. Sesungguhnya sikap kehati-hatian itu tidaklah menjamin manusia akan selamat, namun petunjuk dan pertolongan Allah-lah yang bisa membuatnya selamat.

Begitulah takdir. Sebenarnya semua pilihan sama saja. Kaya, sederhana, maupun miskin jelas mempunyai berpotensi sama, yaitu sama-sama bisa membuat bahagia maupun menderita. Sesuatu yang tampak baik maupun buruk, juga berpotensi sama, yaitu sama-sama bisa menjadi manfaat maupun mudharat. Lantas kenapa semua itu bisa menjadi begitu sulit dan membuat kepala jadi pusing tujuh keliling. Sebab, manusia terkadang memang lebih condong kepada ego dan lebih suka menyombongkan diri. Karena itu, sebaiknya berhati-hatilah dalam memilih! Dan sebaik-sebaiknya pilihan adalah yang berdasarkan petunjuk dari Allah, yaitu Al-Quran dan Hadits. Selain itu, tak lupa untuk selalu bertakwa kepada Allah agar nurani senantiasa bersih sehingga ia mampu menjadi penasihat akal yang bisa diandalkan. Terakhir, tak lupa untuk selalu berdoa memohon petunjuk dan keselamatan hanya kepada Allah, kemudian bertawakal hanya kepada-Nya.

===================================================

Pengertian Lebih Jauh Tentang Takdir
===================================================

Pada zaman sekarang memang masih banyak orang yang masih belum memahami perihal takdir dengan benar, sehingga membuatnya keliru dalam menyikapi kehidupan. Di antaranya, ada segolongan orang yang percaya kalau takdir itu tidak bisa diubah, dan ada golongan lainnya yang percaya kalau takdir itu bisa diubah. Padahal yang benar itu adalah, takdir merupakan ketentuan Allah yang tidak bisa diubah oleh manusia, namun bisa dipilih dengan sehendak hati. Sesungguhnya yang dapat diubah oleh manusia itu hanyalah nasib (berbagai pilihan takdir), yaitu dengan cara memilihnya sesuka hati. Misalkan ada seorang pejabat yang ingin korupsi, lalu karena dia mendengarkan hati nuraninya, lantas niat buruk itu pun dibatalkan. Pada saat itu sesungguhnya dia telah memilih takdirnya sendiri, andai saat itu ia korupsi tentu nasibnya akan sial, ia akan berdosa dan masuk penjara pula. Namun karena dia mendengarkan hati nuraninya, nasibnya pun menjadi baik, dia tidak berdosa, dan tidak masuk penjara pula. Dan kedua takdir itu, baik itu "yang berdosa dan masuk penjara", atau "yang tidak berdosa dan tidak masuk penjara" jelas telah ditetapkan oleh Allah di dalam Lauhul Mahfuzh.


QS-Qaaf 29. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.


Maksud ayat diatas dalam konteks orang yang salah memilih takdir bisa menyebabkannya masuk neraka, dan itu semata-mata karena kesalahannya sendiri yang tidak mau berusaha memilih takdir dengan benar. Karenanyalah tidak ada alasan untuk bisa lolos dari takdir masuk neraka karena sejak semula Allah sudah memberi peringatan dan ancaman. Jika orang memang telah memilih untuk masuk neraka, maka terimalah neraka itu. Sebab, keputusan di sisi-Nya memang telah terprogram seperti itu dan Allah berfirman demikian untuk menyatakan bahwa Allah tetap konsisten terhadap sistem takdir yang telah diprogram-Nya.


                  Program berbagai pilihan takdir ke Surga
                /                                                                \
Manusia <                                                                   > Nasib Roh
                \                                                                /
                  Program berbagai pilihan Takdir ke Neraka

Dan hal di atas tidak bertentangan dengan perkara syafaat Rasulullah, sebab syafaat itu adalah bagian dari sistem pilihan takdir, yang mana diberikan kepada manusia yang sudah memilih takdir untuk memuliakan Rasulullah dengan cara bersalawat dan meneladaninya. Contohnya, seorang yang selama hidupnya selalu bersalawat dan meneladani Rasulullah, namun karena kekhilafan yang tak disadarinya membuatnya masuk neraka. Misalkan ada seorang presiden yang selalu bersalawat dan meneladani Rasulullah, namun pada suatu ketika dia sempat lalai mengambil keputusan yang dianggapnya ringan tanpa memohon petunjuk Allah lebih dulu, sayangnya sebelum dia sempat menyadari kekeliruannya ternyata ajal sudah menjemput, padahal keputusan yang telah diambilnya itu mulai menyebabkan kerusakan di sana-sini. Orang seperti inilah yang bisa disyafaati oleh Rasulullah sehingga masuk surga, padahal seharusnya dia itu masuk neraka akibat dari kesalahannya memilih takdir. Begitupun dengan para sahabat Rasulullah yang saling berselisih lantaran kesalahpahaman mereka, sehingga mereka salah dalam memilih takdir, dan akibatnya menyebabkan terjadinya kelunturan ajaran agama Islam sejati. Intinya adalah syafaat hanya diberikan kepada mereka yang sudah level tinggi, namun kalah dalam permainan. Dan tinggi rendahnya level bukanlah berdasarkan usia atau kedudukan sosial, namun berdasarkan nilai ketakwaannya kepada Allah. Karenanya tidak mustahil jika seorang pelajar miskin yang putus sekolah dan status sosialnya pun hanya sebagai pedagang asongan, namun dikarenakan dia pandai dalam memilih takdir bisa menjadikan levelnya lebih tinggi ketimbang seorang presiden yang tak mau memilih takdir dengan benar.


Pada dasarnya takdir terbagi dua, yaitu takdir baik dan buruk yang sudah tertulis di kitab Lauhul Mahfuzh. Takdir yang baik adalah segala hal yang pasti akan dipilih atau tidak akan dipilih oleh manusia, dan jika manusia memilihnya maka dampaknya adalah kebaikan untuk dirinya sendiri. Begitu pun sebaliknya.

                     
Takdir Baik
                  /                        \
Manusia <                             > Nasib Manusia
                  \                        /

                      Takdir Buruk


QS-Adz Dzaariyaat 22. Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu[1418] dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu[1419].
[1418]. Maksudnya: hujan yang dapat menyuburkan tanaman. [1419]. Yang dimaksud dengan apa yang dijanjikan kepadamu ialah takdir Allah terhadap tiap-tiap manusia yang telah ditulis di Lauhul mahfudz.

QS-Yusuf 67. Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri."


QS-Yusuf 68. Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

Karena itulah, manusia tidak mungkin bisa menyalahkan Allah jika ia ditimpa kecelakaan karena sebab takdir yang buruk, sebab sesungguhnya manusia itu bisa selamat dari takdir yang buruk jika ia mau berusaha, yaitu dengan cara menuntut ilmu, berdoa—memohon petunjuk dan perlindungan Allah dan berserah diri hanya kepada-Nya.

QS-Al Ahzab 17. Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.

QS-Ar Ra'd 39. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).

Maksud ayat di atas, Allah hanya akan menghapus pilihan takdir yang belum terjadi, kemudian menggantinya dengan pilihan takdir yang lain. Hal itu mudah bagi Allah, sebab Allah bisa meng-update Lauhul Mahfuz kapan saja. Perkara penghapusan ini adalah bagian dari sistem takdir, yaitu bagi siapa saja yang berdoa memohon kepada Allah agar takdirnya buruknya di hapus, maka ia harus meminta kepada-Nya. Guna sistem ini adalah agar kita bisa selamat dari takdir buruk lantaran kelalaian manusia saat memilih takdir, sebab Allah mengetahui kalau menusia itu memang tempatnya salah dan lupa.

Karena itulah, jelas sekali bahwa tidak ada seorang manusia pun yang bisa mengelak dari takdir buruk yang telah Allah tetapkan, kecuali dia memang mau memohon perlindungan kepada-Nya agar diberikan rahmat. Bahkan Rasulullah pun senantiasa memohon perlindungan Allah terhadap takdir buruk yang juga sudah digariskan kepadanya. Jadi pada hakekatnya, Allah tidak mengubah takdir seseorang lantaran doanya, namun menjalankan takdirnya sesuai dengan pilihan takdir yang dipilihnya sendiri atau oleh orang lain, yaitu pilihan takdir untuk berdoa.


Bukhari Muslim 1580. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w selalu memohon perlindungan dari suratan takdir yang buruk, dari ditimpa kecelakaan, dari keghairahan musuh dan dari terkena bala.


Bukankah Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha Adil, dan karenanyalah tidak mungkin Allah membedakan takdir kepada setiap hamba-Nya. Sesungguhnya sebelum manusia diciptakan, takdir manusia sudah ditentukan sama, yaitu sama-sama mempunyai potensi yang bisa membuatnya menjadi manusia mulia atau durjana, hidup bahagia atau menderita, masuk surga atau neraka. Sesungguhnya, yang membedakan hanyalah skenario individu, persis seperti pemilihan ras pada saat memulai game online. Dan semua itu tertulis di dalam kitab Lauhul Mahfuzh, yaitu dalam bentuk Matrix Takdir yang sangat rumit.

===================================================

Matrix Takdir
===================================================

Apa itu Matrix Takdir? Matrix Takdir adalah diagram alur yang berpangkal pada suatu kondisi yang akan membawa kepada pilihan kondisi berikutnya. Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan diagram alur yang berbentuk Matrix Takdir berikut ini:

Pria dan wanita bertemu
>>> menikah atau berzina >>> hasilnya nasib anak. Anak halal >>> pilihan takdir >>> hasilnya mulia atau durjana. Anak haram >>> pilihan takdir >>> hasilnya mulia atau durjana. Pria dan wanita bertemu >>> status kaya atau miskin >>> hasilnya nasib anak. Anak kaya >>> pilihan takdir >>> hasilnya bahagia atau menderita. Anak miskin >>> pilihan takdir >>> hasilnya bahagia atau menderita. Pria dan wanita bertemu >>> status beriman atau kafir >>> hasilnya nasib anak. Anak beriman >>> pilihan takdir >>> hasilnya sorga atau neraka. Anak kafir >>> pilihan takdir >>> hasilnya sorga atau neraka.

Karena itulah, walau pada mulanya takdir manusia sudah ditentukan sama, namun akan menjadi berbeda setelah adanya berbagai campur tangan manusia lain dan juga takdir yang dipilihnya sendiri. Sebagai anak halal, bukan berarti kelak dia akan menjadi manusia mulia, begitu pun sebaliknya. Menjadi anak kaya, bukan berarti hidupnya akan bahagia, begitu pun sebaliknya. Sebagai anak orang beriman, bukan berarti kelak dia akan terus beriman dan masuk surga, begitupun sebaliknya. Sesungguhnya yang menjadikan dia kelak bahagia atau menderita, masuk surga atau neraka adalah karena usahanya sendiri dalam memilih takdir (berbagai soal ujian), yaitu apakah dia memilih takdir berdasarkan petunjuk Allah atau tidak. Jika ia memilih berdasarkan petunjuk Allah tentu ia akan selamat, begitupun sebaliknya. Dan karena itulah, manusia yang masuk surga itu semata-mata karena rahmat Allah yang mana telah memberikan petunjuk jalan yang lurus kepadanya. Intinya adalah manusia dituntut untuk bisa menyikapi hidup sesuai dengan skenario individu yang dipilihnya sendiri saat masih di alam roh.


Bukhari Muslim 1545. Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w seorang yang benar serta dipercayai bersabda: Kejadian seseorang itu dikumpulkan di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari berikutnya terbentuklah segumpal darah beku. Manakala sudah genap empat puluh hari ketiga bertukar pula menjadi sebongkah daging. Kemudian Allah s.w.t mengutuskan malaikat untuk meniupkan roh serta memerintahkan supaya menulis empat perkara yaitu ditentukan rezeki, tempoh kematian, amalan serta nasibnya, baik mendapat kecelakaan atau kebahagiaan. Maha suci Allah s.w.t di mana tiada Tuhan selainNya. Seandainya seseorang itu melakukan amalan sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni Syurga sehinggalah kehidupannya hanya tinggal sehasta dari tempoh kematiannya, tetapi disebabkan ketentuan takdir niscaya dia akan bertukar dengan melakukan amalan sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni Neraka sehinggalah dia memasukinya. Begitu juga dengan mereka yang melakukan amalan ahli Neraka, tetapi disebabkan oleh ketentuan takdir nescaya dia akan bertukar dengan melakukan amalan sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni Syurga sehinggalah dia memasukinya.


Pada riwayat hadits di atas, mengenai proses penciptaan manusia dan penulisan empat perkara itu sebetulnya juga sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh (Entry Data At Design Time kalau dalam istilah pemprograman). Dan keterangan yang ada pada Hadits tersebut adalah (Update Data At Run Time kalau dalam istilah pemprograman) dengan tujuan memperbaharui data karakter yang sudah ditetapkan pada Lauhul Mahfuzh agar mengikuti keadaan orang tuanya. Misalkan pada saat perancangan karakter si A masih dalam keadaan masih standard (Masih dalam nilai default-nya kalau dalam istilah pemprograman), kemudian diperbaharui mengikuti kondisi terbaru. Misalkan kedua orang tuanya berdoa memohon agar anaknya yang masih dalam kandungan kelak menjadi anak yang sholeh, maka pada saat itulah update data itu dilakukan. Proses di atas mirip dengan pembuatan karakter baru pada saat memulai permainan Game Online, dimana kalau pada Game Online gamer bisa menentukan sendiri akan seperti apa karakternya kelak. Misalkan pada awalnya nilai Dexterity (dex) bernilai 10, kemudian gamer bisa menaikkannya menjadi 12 misalnya. Kemudian nilai Strange (str) bernilai 10, kemudian diturunkan menjadi 8. Dan tujuan gamer mengatur demikian adalah agar karakternya mempunyai bakat memanah yang tangguh misalnya. Dan masih ada lagi nilai-nilai lain yang bisa diubah menurut selera gamer. Karena itulah, dalam kepercayaan sebagian masyarakat Islam, di saat seorang ibu mengandung, maka orang tuanya akan berusaha membentuk karakter anaknya agar menjadi anak yang sholeh dan juga meminta skenario yang tidak terlalu sulit, yaitu dengan cara berdoa memohon kepada Allah. Intinya adalah karakter baru yang akan memasuki dunia permainan secara otomatis akan Allah sesuaikan menurut pilihan skenario individu pilihan roh dan pilihan kedua orang tuanya. Jadi, pilihan orang tua untuk mendoakan anaknya yang masih dalam kandungan adalah pilihan takdir yang dapat mempengaruhi takdir si anak.


Bukhari Muslim 1547 Diriwayatkan daripada Saidina Ali k.w katanya: Ketika aku mengiringi jenazah di perkuburan Baqi' al-Gharqad (di Madinah). Lalu Rasulullah s.a.w menghampiri kami lantas baginda duduk dan kami juga duduk di sekitarnya. Baginda memegang sebatang tongkat dan menghentakkan tongkat itu ke tanah. Baginda kemudian menggariskan tanah dengan tongkat tersebut dan bersabda: Setiap orang dari kamu, setiap jiwa yang bernafas telah ditentukan oleh Allah s.w.t tempatnya di Syurga atau di Neraka. Begitu juga nasibnya telah ditentukan oleh Allah s.w.t, apakah dia mendapat kecelakaan atau kebahagiaan. Saidina Ali k.w berkata: Seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah! Kenapa kita tidak menunggu ketentuan kita terlebih dahulu kemudian barulah memulai amal ibadat? Rasulullah s.a.w bersabda: Siapa saja yang termasuk dalam golongan yang mendapat kebahagiaan, sudah pasti dia mudah melakukan amalan golongan bahagia. Begitu juga siapa saja yang termasuk dalam golongan yang mendapat kecelakaan, dia juga sudah pasti mudah melakukan amalan golongan celaka. Baginda bersabda lagi: Lakukanlah amalan karena segala-galanya dipermudahkan. Golongan yang mendapat kebahagiaan akan dipermudahkan melakukan amalan golongan yang mendapat kebahagiaan. Manakala golongan celaka pula akan dipermudahkan melakukan amalan golongan celaka. Seterusnya baginda membaca ayat Yang bermaksud: Adapun orang yang memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan bertakwa dengan mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan segala larangannya serta dia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik, maka sesungguhnya kami akan memberikan dia kemudahan untuk mendapat kesenangan Syurga. Sebaliknya orang yang bakhil daripada berbuat kebajikan dan merasakan cukup dengan kekayaannya dan kemewahannya serta dia mendustakan perkara yang baik, maka sesungguhnya kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesusahan dan kesengsaraan


Bukhari Muslim 1302. Diriwayatkan daripada Abdullah bin Abbas r.a katanya: Sesungguhnya Umar bin al-Khattab pergi ke Syam. Apabila sampai ke sebuah dusun yang bernama Sarghi, beliau telah dikunjungi oleh penduduk di sekitarnya, yaitu Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan para pengikutnya. Mereka mengabarkan bahwa wabah (penyakit taun) telah berjangkit di Syam. Ibnu Abbas berkata setelah mendengar berita itu, Umar berkata: Coba panggilkan para Sahabat Muhajirin yang pertama. Aku melaksanakan perintah Umar. Umar mengajak mereka berbincang dan memberitahu kepada mereka bahwa wabah telah berjangkit di Syam. Mereka telah berbeda-beda pendapat mengenai berita tersebut. Sebagian di antara mereka berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan yang besar, jadi kami tidak sependapat sekiranya engkau pulang. Sebagian yang lain pun berkata: Engkau diikuti oleh orang ramai dan para Sahabat Rasulullah s.a.w, jadi kami tidak setuju apabila engkau membawa mereka menuju ke wabah ini. Umar berkata: Tinggalkanlah aku! Kemudian beliau berkata lagi: Tolong panggilkan para sahabat Ansar. Aku pun memanggil mereka. Ketika mereka diminta berbincang, mereka telah berbeda-beda pendapat sebagaimana para sahabat Muhajirin. Umar berkata: Tinggalkanlah aku! Lalu beliau berkata lagi: Tolong panggilkan para pembesar Quraisy yang berhijrah sewaktu penaklukan dan sekarang mereka berada di sana. Aku memanggil mereka dan ternyata mereka telah sepakat kemudian berkata: Menurut kami, sebaik-baiknya engkau bawa saja mereka pulang dan tidak mengajak mereka memasuki kawasan wabah ini. Lalu Umar menyeru di tengah-tengah orang ramai: Aku akan memandu tungganganku untuk pulang, pulanglah bersamaku. Abu Ubaidah bin al-Jarrah bertanya: Apakah itu berarti lari dari takdir Allah? Umar menjawab: Harapnya bukan engkau yang bertanya wahai Abu Ubaidah! Memang Umar tidak suka berselisih pendapat dengan Abu Ubaidah. Ya, kita lari dari ketentuan (takdir) Allah untuk menuju kepada takdir Allah yang lain. Apakah pendapatmu seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu lembah yang mempunyai dua keadaan, satunya subur dan satu lagi tandus. Adakah jika engkau mengembalanya pada tempat yang subur itu bukan berarti engkau mengembalanya karena takdir Allah? Begitu pula sebaliknya, bukankah engkau mengembalanya karena takdir Allah juga? Lalu datanglah Abdul Rahman bin Auf yang baru saja tiba dari suatu keperluan. Beliau berkata: Sesungguhnya aku mempunyai pengetahuan mengenai masalah ini. Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila kamu mendengar terdapat wabah di suatu daerah, maka janganlah kamu mendatanginya. Sebaliknya, kalaulah wabah itu berjangkit di suatu daerah sedangkan kamu berada di sana maka janganlah kamu keluar melarikan diri daripadanya. Mendengar kata-kata itu Umar bin al-Khattab memuji Allah, kemudian beredar meninggalkan tempat itu


Hadits di atas jelas sekali memperlihatkan perihal pilihan, bahwa manusia itu dengan segala pengetahuannya diperkenankan untuk memilih yang terbaik, dan pilihan yang terbaik itu haruslah dengan petunjuk Allah. Sebab, baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah. Karena itulah, sebagai manusia yang berakal tentu kini bisa menyimpulkan bahwa segala peristiwa yang kita alami, baik itu yang baik maupun yang buruk jelas merupakan takdir Allah. Dan semuanya itu adalah rentetan ujian yang membuat manusia betul-betul bisa lulus uji sebagai hamba Allah yang paling sempurna lagi mulia dan memang sangat pantas menyandang gelar khalifah. Sebab, sebelum manusia diciptakan jin lah yang lebih dulu diciptakan dan dipercaya menyandang gelar itu, namun ternyata tidak ada seorang jin pun yang teruji mampu menjadi khalifah. Karena itulah, akhirnya Allah menciptakan manusia untuk menggantikan peran jin sebagai khalifah. Dan karena itu pula, pada saat itu malaikat dan jin diperintah untuk bersujud kepada Adam. Namun, jin yang paling soleh dari golongannya pun akhirnya menjadi takabur, dan hal itu semakin membuktikan kalau golongan jin memang tidak pantas menyandang gelar itu. Sebab, seorang khalifah adalah pemimpin yang memimpin berdasarkan perintah Allah yang diakuinya sebagai pimpinan tertinggi. Dialah jin yang bernama Iblis, pimpinan bangsa jin yang terbukti memang tak pantas menyandang gelar khalifah.

Al Hijr 26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Al Hijr 27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Al Hijr 28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Al Hijr 29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796].

[796]. Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.

Al Kahfi 50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam [884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.


884. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Karenanyalah, manusia yang telah dipercaya sebagai khalifah tidak sepantasnya menjadikan Iblis sebagai pimpinan tertinggi, begitupun menjadikan manusia sebagai pimpinan tertinggi, yaitu dengan mengikuti segala aturan buatan manusia yang menyimpang dari aturan Allah. Sebab, manusia yang berani membuat aturan menyimpang dari aturan Allah adalah dari golongan syetan. Manusia yang lulus uji sebagai khalifah adalah manusia yang mampu memimpin berdasarkan aturan Allah, minimal dalam memimpin dirinya sendiri.

Al Baqarah 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


Ayat diatas menjelaskan perihal malaikat yang meragukan kalau makhluk yang dari tanah bisa menjadi khalifah. Sebab, jin saja yang terbuat dari api tidak mampu menjadi khalifah, apa lagi cuma dari tanah, dan yang pantas menjadi khalifah itu seharusnya malaikat karena mereka senantiasa bertasbih dengan memuji Allah dan mensucikan-Nya. Lantas Allah pun berfirman "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Al Baqarah 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"
Al Baqarah 32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."

[35]. Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

Al Baqarah 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"


Al Baqarah 34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.


[36]. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Lantas untuk membuktikan kepada malaikat dan jin kalau manusia itu memang lebih pantas menyandang gelar itu, maka ujian pertama untuk manusia pun dimulai, yaitu Nabi Adam dan istrinya dilarang untuk mendekati sebuah pohon yang ada di surga.

Al Baqarah 35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini[37], yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

[37]. Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.

Al Baqarah 36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari keadaan semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."


[38]. Adam dan Hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. Yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah Iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.
[39]. Maksud keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.

Al Baqarah 37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[40]. Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat. Sesungguhnya taubat adalah pilihan takdir, dan karena Nabi Adam mau bertobat itu membuktikan bahwa akalnya masih dapat berfungsi dengan baik. Hal ini mengindikansikan bahwa manusia itu boleh saja salah, namun ia tidak boleh terlena dengan kesalahannya, melainkan harus segera bertobat dan tak mengulangi kesalahannya lagi. Menurut sebuah riwayat, sebetulnya Iblis pun bisa diampuni dosanya, asalkan ia mau bertobat kepada Allah dengan cara bersujud dimakam Nabi Adam. Namun lantaran Iblis memang dasar sombong, ia pun enggan untuk melakukannya. Al Baqarah 38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

Al Baqarah 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.


Begitulah cara Allah hendak menguji manusia, dan semua kejadian itu sudah ditetapkan sejak 40 tahun sebelum Nabi Adam diciptakan, jika 40 tahun yang dimaksud itu adalah perhitungan akhirat maka akan menjadi 14400000 tahun menurut perhitungan kita (aslinya 1 tahun 360 hari bukan 365, yaitu sebelum terjadinya perubahan rotasi bumi), dan semua kejadian itu merupakan skenario penting yang Allah tetapkan guna memulai masa ujian manusia. Dan masa selama itu mengindikasikan adanya kehidupan mahluk lain sebelum Adam diciptakan, yaitu kehidupan Malaikat dan Jin.


Bukhari Muslim 1549 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Nabi Adam berhujah dengan Nabi Musa a.s, di mana Nabi Musa berkata: Wahai Adam, kamu adalah ayahku. Kamu menghampakan aku dan kamu keluarkan aku dari Syurga. Nabi Adam menjawab: Kamu Musa. Allah s.w.t telah memilihmu dengan kalamNya. Allah s.w.t menulis untukmu dengan tanganNya (kuasa). Apakah kamu akan mencelaku terhadap sesuatu yang berlaku dengan ketetapan Allah s.w.t, di mana ianya telah ditetapkan sejak empat puluh tahun sebelum aku di ciptakan. Nabi s.a.w bersabda: Akhirnya Nabi Adam a.s tetap berhujah (mengemukakan dalil) dengan Nabi Musa a.s. Akhirnya Nabi Adam a.s tetap berhujah (mengemukakan dalil) dengan Nabi Musa a.s


Al A'raaf 11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
Al A'raaf 12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."

Al A'raaf 13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina."
Al A'raaf 14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan."


[529]. Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.
(Atau bisa juga diartikan Iblis ingin membuktikan keyakinannya bahwa manusia itu memang tidak lebih unggul darinya, dan dia pun ingin mengujinya sendiri. )

Al A'raaf 15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
Al A'raaf 16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
Al A'raaf 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Al A'raaf 18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya."
Al A'raaf 19. (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." Al A'raaf 20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)."
Al A'raaf 21. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",

Al A'raaf 22. maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
Al A'raaf 23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Al A'raaf 24. Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan."
Al A'raaf 25. Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.

Al A'raaf 26. Hai anak Adam[530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa[531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

[530]. Maksudnya ialah: umat manusia [531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
Al A'raaf 27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

Karena itulah, pada suatu hari nanti akan ada seorang manusia biasa (bukan rasul) yang akan menjadi bukti kalau manusia itu memang pantas menyandang gelar khalifah. Dialah Al-Mahdi (pemberi petunjuk ke arah kebenaran) sang Khalifah yang akan memimpin umat manusia berdasarkan hukum Allah, seorang pemimpin yang memahami dunia ini hanyalah permainan yang sengaja diciptakan Allah guna memperlihatkan/membuktikan ilmu-Nya yang maha luas kepada kedua makhluk-Nya yang lain, yaitu malaikat dan jin. Ia (Al-Mahdi) menyadari sepenuhnya bahwa dirinya diciptakan adalah untuk menjadi bukti kalau perangkat akal manusia yang diciptakan Allah ternyata memang lebih unggul, dan karenanyalah manusia memang sudah sepantasnya dihormati oleh malaikat dan jin karena teruji mampu menjadi khalifah. Buktinya, dengan akalnyalah dia mampu menentukan pilihan untuk mengungkap siapa jati dirinya, dan juga apa yang harus dilakukannya, dan dengan akalnya pulalah dia mampu menentukan pilihan untuk mengungkap tujuan penciptaannya, yang mana semua itu adalah buah dari ketakwaannya kepada Allah, yang mana Allah akan selalu merahmati orang-orang yang selalu bertakwa kepada-Nya, yaitu dengan memberikan petunjuk jalan lurus kepadanya.


Al A'raaf 156. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."


Nah, kesadaran murni inilah yang dinamakan fase Akal adalah Aql, dimana Akal (nalar/pikiran lahiriah) sudah setaraf Aql (nalar/pikiran rohaniah) dalam hal keimanan kepada Allah. Aql inilah yang dulu mengambil keputusan untuk menerima perjanjian saat di alam roh, dan Allah telah menciptakan Aql dengan sempurna, yaitu ‘data basenya’ langsung Allah yang mengisinya, sehingga Aql langsung cerdas dan dapat mengenal penciptanya, sedangkan Akal adalah ‘program Artificial Inteligent’ (kecerdasan buatan) yang sedang diuji, atau Aql yang ‘data basenya’ sengaja dikosongkan dan dibiarkan terisi dengan sendirinya. Untuk lebih mempermudah pemahaman ini, bagaimana kalau kita ibaratkan Roh yang ber-Aql adalah manusia saat memainkan game online, dan Manusia yang ber-Akal adalah karakter dalam game online. Semoga dengan begitu anda bisa memahami perbedaan ‘Akal’ dengan ‘Aql’.


Al An'aam 165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Al Maa'idah 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

[421]. Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
[422]. Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.


Al A'raaf 172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",


Al Hadiid 8. Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman[1457].

[1457]. Yang dimaksud dengan perjanjianmu ialah perjanjian ruh Bani Adam sebelum dilahirkan ke dunia bahwa dia mengakui (naik saksi), bahwa Tuhan-nya ialah Allah, seperti tersebut dalam ayat 172 surat Al A´raaf.

Dan jika sudah terbukti keunggulan akal manusia, yang mana telah mampu memilih sesuai dengan keinginan Allah dan juga memahami hakikat penciptaannya dengan sesadar-sadarnya (Aql sudah setaraf dengan Akal), maka akan segera berakhirlah masa ujian manusia. Karena itulah, saat kedatangan AL-Mahdi banyak orang akan mempunyai kesadaran murni sehingga mereka akan menyadari tujuan hidupnya, dan mereka akan saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Saat itulah Islam mulai bangkit, hingga akhirnya seluruh umat manusia akan merasakan suatu masa keemasan Islam yang terbaik sepanjang sejarah, dan semua itu karena umat manusia sudah berhasil menjadi khalifah baik bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dan dipenghujung masa keemasan itu, banyak orang akan kembali sesat karena suatu sebab. Pada masa itu, orang-orang mulai meragukan kalau dunia ini hanyalah permainan, sehingga mereka pun akhirnya tak mau lagi berlomba-lomba dalam kebaikan dan akibatnya kehidupan dunia akan kembali kelam. Saat itulah kiamat akan tiba sesuai dengan skenarionya, dan setelah itu saatnyalah untuk memilah mana manusia yang sukses dengan akalnya dan yang tidak, yang sukses akan masuk surga karena telah memenuhi janji untuk beriman kepada Allah dalam mengungkap ilmu-Nya, dan yang tidak jelas sangat mengecewakan dan memang sudah sepantasnya diganjar hukuman. Sesuai dengan janji Allah kepada Iblis dalam surat Al A'raaf ayat 18.

Subhanallah… Ternyata manusia yang diciptakan dari tanah akhirnya terbukti mampu mengungguli kemampuan akal para makhluk yang terbuat dari cahaya (Malaikat) dan api (Jin). Dan semua perkara itu memang telah tergambar jelas dalam surat Al Baqarah 30-34, dan di beberapa surat lain yang serupa. Sesungguhnya Allah memang ingin membuktikan ilmu-Nya kepada Malaikat yang meragukannya, dan kepada jin yang tidak percaya. Konon ada dua malaikat yang meragukan ingin menguji akal mereka, lantas keduanya pun dilengkapi dengan ego dan nurani, dan ternyata keduanya pun gagal. Mereka tidak lulus uji untuk tidak mengajarkan sihir kepada jin dan manusia. Wallahu’alam…


Al Baqarah 102. Dan mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.


[77]. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[78]. Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.

[79]. Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.


Karena itulah, sesungguhnya kehidupan di dunia ini jelas hanya permainan. Dan permainan yang diciptakan Allah ini bukanlah untuk main-main, melainkan lebih kepada bentuk penghambaan kepada Allah dalam upaya mengungkap ilmu-Nya, dimana seharusnya manusia mau lebih serius untuk membuktikan kebenaran ilmu Allah itu. Dan karenanyalah, Allah ‘sangat senang’ jika apa yang diciptakannya itu (Akal), yang dari semula tidak tahu apa-apa bisa jadi mengenal-Nya dan menghamba pada-Nya, semata-mata karena kemauan dan hasil usahanya sendiri dalam memilih takdir. Bukankah Allah telah menciptakan Aql dengan data base yang langsung beriman dan taat kepada Allah, dan setelah di kosongkan (menjadi Akal) ternyata masih mampu untuk beriman dan taat kepada-Nya. Hebat sekali bukan? Maka dengan begitu tidak akan ada lagi keraguan akan kebenaran Allah. Ya, itulah hakikat hidup yang sebenarnya kenapa kita diciptakan, dan itu semua demi memuaskan bangsa malaikat dan bangsa jin, agar mereka benar-benar yakin kalau Allah menyuruh mereka untuk sujud kepada manusia adalah perkara yang benar. Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Maha adil lagi Maha Bijaksana.
Karena itulah taatlah hanya kepada Allah, dan buktikan kalau akal kita memang berfungsi dengan baik. Sesungguhnya akal kita itu adalah untuk memilah mana yang baik dan yang tidak. Memilih yang baik dan merasa senang karenanya berarti taat kepada Allah, namun jika tidak artinya durhaka kepada Allah. Karena itulah, taat merupakan takdir manusia menuju surga. Percayalah, kalau pada akhirnya semua ujian pasti akan berakhir dan Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap hamba ciptaan-Nya yang berhasil.


Allah SWT berfirman.

Al 'Ankabuut 64. Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.


Al Hadiid 20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Bukhari Muslim. Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Sesungguhnya Nabi s.a.w bersabda: Ya Allah! Tidak ada kehidupan yang kekal sama sekali kecuali kehidupan di Akhirat. Maka ampunkanlah orang-orang Ansar dan Muhajirin.

Jika manusia bisa memahami hal ini dengan baik, tentu dia tidak akan merasa sombong, dan tidak akan mau menyerah kalah di dalam permainan dunia ini. Bukankah tata cara memainkan permainan di dunia ini sebetulnya mudah, yaitu hanya mengenai takwa, yang misi dan semua peraturannya juga sudah jelas ada di dalam Al-Quran. Score-nya pun ada, yaitu pahala dan dosa, yang kelak akan menjadi penentu kita kalah atau menang. Kalau menang kita akan dihadiahkan surga, dan kalau kalah tentu akan dihadiahkan neraka. Walaupun di setiap permainan ada tingkat kesulitannya, namun tingkat kesulitan itu tidak akan melebihi kemampuan manusia, melainkan disesuaikan dengan tingkat kemuliaan manusia. Persis seperti tingkat kesulitan dalam game online, yang mana karakter level I jelas telah disediakan pula monster level I yang pasti bisa dibunuhnya. Dan di dalam setiap permainan, tentu dibutuhkan kejujuran, dan gamer yang jujur itulah yang pantas diberikan penghargaan. Gamer yang paling dibenci programmer adalah gamer yang tidak jujur, alias suka main curang. Kalau di dalam dunia game online dikenal dengan istilah cheater, yaitu orang yang meminta bantuan hacker untuk mengakali dunia game. Kalau di dunia kita, mereka itu adalah para tukang sihir, yaitu orang-orang yang meminta bantuan jin agar bisa memanipulasi hukum ketentuan Allah. Karena itulah Allah sangat membenci orang-orang yang mengerjakan sihir. Dan sihir itu merupakan pilihan takdir yang bisa dipilih atau tidak dipilih oleh manusia.
Bukhari Muslim 55 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah telah bersabda: Jauhilah tujuh perkara yang dapat membinasakan kamu yaitu menyebabkan kamu masuk Neraka atau dilaknati oleh Allah. Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah tujuh perkara itu? Rasulullah bersabda: Mensyirikkan Allah yaitu menyekutukanNya, melakukan perbuatan sihir, membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah melainkan dengan hak, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari dari medan pertempuran dan memfitnah perempuan-perempuan yang baik yaitu yang boleh dikawini serta menjaga maruah dirinya, juga perempuan yang tidak memikirkan untuk melakukan perbuatan jahat serta perempuan yang beriman dengan Allah dan RasulNya dengan fitnah melakukan perbuatan zina. Lantas untuk melindungi orang beriman dari sihir, maka Allah pun mengajarkan manusia untuk melindungi dan melawan sihir dengan rukyah, dan mengaruniakan kelebihan kepada orang beriman untuk menyaingi sihir dengan karomah (untuk manusia biasa) dan Mukjizat (untuk para rasul).

Bukhari Muslim 1283 Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah di sihir oleh seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin al-A'sham sehingga Rasulullah s.a.w merasakan seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh baginda. Pada suatu hari atau pada suatu malam Rasulullah s.a.w berdoa dan terus berdoa, kemudiannya bersabda: Wahai Aisyah, apakah engkau merasa bahwa Allah memberiku pertunjuk mengenai apa yang aku tanyakan kepadaNya? Dua Malaikat telah datang kepadaku. Salah satu di antara keduanya duduk di samping kepalaku, kemudian yang satu lagi duduk dekat kakiku. Malaikat yang berada di samping kepalaku berkata kepada Malaikat yang berada dekat kakiku atau sebaliknya (bercakap-cakap): Apa sakit orang ini? Yang ditanya menjawab: Tersihir. Seorang lagi bertanya: Siapakah yang menyihirnya? Yang satu lagi menjawab: Labid bin al-A'sham Salah seorang bertanya: Di manakah sihir itu ditempatkan? Yang satu lagi menjawab: Pada sikat dan rambut gugur yang berada di sikat serta pundi-pundi yang diperbuat dari kurma jantan. Salah seorang bertanya: Di manakah benda itu diletakkan? Yang satu lagi menjawab: Di dalam telaga Zu Arwan. Aisyah menyambung lagi: Lalu Rasulullah s.a.w pergi ke telaga tersebut bersama beberapa orang Sahabat baginda. Kemudian baginda bersabda: Wahai Aisyah demi Allah, seakan-akan air telaga itu berwarna inai (berwarna kuning kemerah-merahan), kemudian pokok-pokok kurma yang ada di situ bagaikan kepala-kepala syaitan. Aku (Aisyah) bertanya: Ya Rasulullah, Mengapakah engkau tidak membakar saja benda itu? Rasulullah s.a.w menjawab: Tidak. Mengenai diriku, Allah telah berjanji menyembuhkanku dan aku tidak suka membuatkan orang ramai menjadi resah, kerana itulah aku menyuruh menanamnya.


Jika dicermati, hadits diatas merupakan skenario Allah untuk mengajarkan manusia perihal rukyah, yaitu melalui Nabi Muhammad S.A.W dengan menurunkan surat AL-FALAQ.


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
  1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
  2. dari kejahatan makhluk-Nya,
  3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
  4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609],
  5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
[1609]. Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut.

Karena itulah, tidak dibenarkan jika melawan sihir dengan sihir. Maklumlah, di dunia kita ini memang banyak sekali orang yang mengaku muslim atau bahkan pada tingkat pejabat tinggi, yang ternyata masih belum mempunyai kesadaran murni, sehingga mereka masih seenaknya bermain curang dengan yang namanya sihir. Dan sayangnya, para korban juga malah menggunakan sihir untuk melawannya. Contohnya ialah orang-orang yang menggunakan benda-benda bertuah atau jimat yang fungsinya adalah memanipulasi hukum ketentuan Allah. Juga yang menggunakan susuk, pengasihan, ilmu pelet, dan lain sebagainya yang tujuannya adalah memanipulasi hukum ketentuan Allah. Dan yang paling kejam adalah dengan menggunakan santet sehingga korban bisa sampai meninggal dunia. Maka akibat dari sihir yang dilakukan oleh manusia yang bersekutu dengan jin itu adalah membuat level yang semula mudah dilalui akan menjadi lebih sulit lantaran adanya kecurangan. Namun tingkat kesulitan karena pengaruh sihir itu masih belum seberapa, sebab masih bisa dieliminasi dengan rukyah. Sesungguhnya tingkat kesulitan yang paling tinggi di dalam permainan takwa ini adalah sikap tetap "konsisten", yang mana manusia dituntut untuk mau mengamalkan segala perbuatan baik yang telah diimaninya benar, lalu mau terus mengamalkannya hingga ajal menjemput. Sungguh hal itu bagaikan meniti langkah di atas helai rambut yang dibelah tujuh. Namun begitu, ada sebuah cara mempuni guna bisa melewatinya, yaitu dengan cara mengikuti petunjuk dari Game Master permainan ini, yaitu Baginda Muhammad Rasulullah S.A.W, yang mana beliau telah mengungkapkannya dalam bentuk perbuatan dan juga perkataan, yang mana bisa menjadi teladan untuk umat manusia. Salah satunya adalah dengan cara menegakkan syariat Islam agar orang bisa lebih mudah untuk bisa bertakwa.


Thaahaa 113. Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.

Al A'raaf 35. Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Al A'raaf 36. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Karena itulah, seharusnya apapun yang terjadi di dalam permainan takwa ini dapat dinikmati dengan tanpa beban sama sekali, kala suka ia akan bersyukur dan saat duka ia akan bersabar. Karenanyalah, untuk apa merasa sombong dengan berbagai hal yang cuma bagian dari permainan semu, dan untuk apa begitu kehilangan dan berputus asa terhadap sesuatu yang juga cuma bagian permainan semu. Seandainya manusia mau menyadari kalau semua perkara yang ada di dunia ini semu, tentulah manusia bisa menikmati permainan yang diciptakan Allah SWT ini dengan sebaik-baiknya, yaitu berusaha meraih kemenangan dengan cara bertakwa kepada Allah SWT. Karenanyalah, sebagai gamer (pemain) sejati seharusnya manusia memang berusaha untuk menang, yaitu dengan mengumpulkan point pahala sebanyak mungkin. Untuk itulah kita diharapkan bisa menjadi seorang gamer yang mampu memenangkan permainan di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Sebab, tingkatan level yang diberikan kepada kita jelas sudah terukur dan mampu kita lewati.

Al Mu'minuun 62. Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran[1010], dan mereka tidak dianiaya. [1010]. Maksudnya: Kitab tempat malaikat-malaikat menuliskan perbuatan-perbuatan seseorang, biarpun buruk atau baik, yang akan dibacakan di hari kiamat (Lihat surat Al-Jatsiyah ayat 29). Al Jaatsiyah 29. (Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan."

Al Qamar 49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Al Furqaan 2. yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[1053].

[1053]. Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.

Seandainya anda adalah seorang gamer yang pemula, anda bisa dengan mudah mengumpulkan point pahala sesuai dengan tingkatan level yang sesuai dengan tingkatan level anda. Misalkan saat anda mau makan atau minum, atau ketika melakukan aktifitas keseharian yang Allah ridhai dengan diawali membaca basmalah dan menyudahinya dengan hamdalah, maka anda akan mendapat point pahala. Juga ketika anda menemukan benda berbahaya di jalan, seperti duri, paku, beling, dan lain sebagainya. Karena khawatir bisa membahayakan gamer lain, lantas anda segera menyingkirkannya dengan niat mendapatkan pahala dari Allah SWT. Yaitu dengan mengucap, Bismilah… aku singkirkan benda berbahaya ini ikhlas karena Allah. Setelah benda itu kau singkirkan, lantas anda segera mengucap Alhamdulillah benda berbahaya itu berhasil kusingkirkan… maka dari usaha anda itu tentu akan mendapat point pahala. Dan jika anda mau berpartisipasi guna mengurangi dampak pemanasan global, yaitu dengan menanam sebuah pohon, baik di dalam pot maupun di pekarangan. Maka dari setiap kebaikan yang dihasilkan pohon itu tentulah untuk anda, baik itu pahala, keindahnya, maupun kemampuannya menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen. Apalagi jika anda mau mengajarkan semua hal yang baik itu kepada teman anda, tentu anda juga akan mendapat point pahala jika teman anda itu mau melakukan perbuatan yang anda ajarkan itu. Dan jika teman anda itu mengajarkannya lagi kepada temannya yang lain, dan temannya itu juga melakukan perbuatan baik itu, maka anda akan mendapatkan point pahala yang sama seperti orang itu.
Itulah yang dinamakan investasi ilmu, layaknya matrix MLM saja. Intinya adalah, semua perbuatan baik yang dilakukan dan diniatkan semata-mata mendapat pahala dari Allah, maka ia akan mendapatkan point pahala. Baik itu perbuatan ringan hingga sampai ke perbuatan yang mengorbankan jiwa raga. Begitupun dengan perbuatan jahat, akan mendapat point dosa, apalagi jika sampai mengajarkannya kepada orang lain, maka dia sudah berinvestasi ilmu untuk meningkatkan point dosanya. Misalkan ada seorang artis yang mempertontonkan auratnya, lantas dia dicontoh oleh seorang penggemarnya. Dan setiap kali si penggemar mempertontonkan auratnya, maka si artis akan mendapatkan point dosa sama seperti yang didapatkan oleh penggemarnya. Sebab, secara tidak langsung si artis sudah mengajarkan hal itu kepada para penggemarnya. Beruntung jika si artis mau segera bertobat, sehingga investasi dosanya bisa segera terhapus. Kalau tidak, bisa-bisa point dosa akan terus mengalir tanpa dia sadari. Rugi sekali kan? Dan yang mendapat dosa bukan saja si artis, tapi juga mereka yang ikut terlibat guna menyukseskan si artis pada pagelarannya di panggung maupun di televisi.

An Nisaa' 85. Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik[325], niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk[326], niscaya ia akan memikul bagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

[325]. Syafa'at yang baik ialah: setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan.
[326]. Syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.


Al Baqarah 110. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

Al Baqarah 261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.


[166]. Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain. (Sedangkan Ilmu adalah harta yang tak ternilai harganya).


Bukhari Muslim 448 Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Tidak boleh iri hati kecuali terhadap dua perkara yaitu terhadap seseorang yang dikurniakan oleh Allah harta kekayaan tapi dia memanfaatkannya untuk urusan kebenaran (kebaikan). Juga seseorang yang diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah lalu dia memanfaatkannya (dengan kebenaran) serta mengajarkannya kepada orang lain.
Karenanya itulah, hanya gamer bodoh saja yang memainkan permainan dengan tidak serius alias cuma main-main, dia tidak mau mengumpulkan point pahala tapi justru mengumpulkan point dosa yang justru bisa membuatnya kalah. Gamer sejati adalah gamer yang produktif yang tidak mau menyia-nyiakan waktunya begitu saja. Dengan penuh semangat dia akan berusaha mengumpulkan point pahala sesuai dengan tingkatan levelnya.

Al An'aam 70. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.

[485]. Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh.
[486]. Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh.

Al Baqarah 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Karenanyalah, gamer sejati akan berusaha untuk mengumpulkan point pahala dengan bersungguh-sungguh, baik dengan jalan ibadah ritual (menjalin hubungan dengan Allah SWT), maupun secara sosial (menjalin hubungan dengan sesama gamer). Dan hanya gamer yang bersyahadatlah yang akan mendapat point pahala, yaitu gamer yang mengakui Allah sebagai Tuhannya, dan Muhammad S.A.W sebagai rasul utusan-Nya.

Al Furqaan 23. Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan[1062], lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.

[1062]. Yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.

Karena itulah, sebaiknya jangan sia-sia kan waktu anda untuk meningkatkan point pahala, Insya Allah dengan begitu anda akan menjadi seorang pemain yang memenangkan permainan yang Allah ciptakan ini.

===================================================

Memahami Ajal, Usaha, Doa, Tawakal, Keajaiban, Syukur, Ujian, dan Sabar
===================================================


Ketahuilah, bahwa sebelum manusia diciptakan, Allah telah menentukan waktu kematian bagi setiap hamba-Nya, dan itulah yang disebut ajal. Pada mulanya, waktu kematian manusia sudah ditentukan sama (Default Value kalau dalam istilah pemprograman), dan lamanya disesuaikan dengan zaman di mana dia hidup. Namun, waktu kematian itu bisa saja berubah, sesuai dengan takdir yang dipilih oleh manusia itu sendiri, baik itu pilihan manusia yang bersangkutan, maupun pilihan manusia lain. Misalkan manusia zaman sekarang diberi nilai awal untuk hidup selama 100 tahun, dan nilai itu akan berubah sesuai dengan takdir yang dipilihnya. Seorang yang bunuh diri misalnya, waktu kematiannya adalah akibat dari pilihan takdir yang dipilihnya sendiri. Begitu pun orang yang di bunuh, waktu kematiannya adalah akibat dari pilihan takdir yang dipilih oleh manusia lain. Selain itu, nilai 100 bisa saja berubah menjadi 110 misalnya, dan itu disebabkan pilihan manusia dalam menjaga kualitas kesehatan jasmani dan rohaninya, atau akibat dari pilihan orang lain yang mendoakan agar dia diberikan umur panjang.
Ajal terbagi dua, yaitu ajal yang diridhai Allah dan Ajal yang tidak diridhai Allah. Ajal yang diridhai Allah adalah proses kematian yang tidak akan dimintai pertanggungjawaban, sebab proses kematian itu memang diluar kesanggupan manusia dalam menghindarinya. Sedangkan Ajal yang tidak diridhai Allah adalah proses kematian yang harus dipertanggungjawabkan, sebab proses kematiannya bukan karena manusia tak mampu menghindarinya, namun dikarenakan kemalasan manusia dalam berusaha memilih takdir yang baik. Karena itulah, ketika seseorang menyebrang jalan, tidak cukup hanya dengan tengok kiri kanan, tapi juga perlu berdoa untuk memohon keselamatan dan bertawakal (mempasrahkan diri kepada Allah terhadap apa yang akan terjadi). Dengan begitu, seadainya ada mobil yang tiba-tiba lewat dengan kecepatan tinggi dan hampir menabraknya, maka secara otomatis dia akan dilindungi dari marabahaya yang akan menimpanya dengan perantara malaikat misalnya, itulah yang dinamakan keajaiban. Sebab, malaikat itu juga bagian dari sistem takdir yang sudah ditetapkan Allah, yaitu bilamana manusia sudah berusaha, berdoa dan bertawakal kepada Allah, maka sistem keajaiban ini akan bekerja. Karena itulah, manusia yang mendapat nikmat berupa keajaiban seperti itu sudah selayaknya untuk bersyukur kepada Allah.
Sebetulnya, sistem keajaiban itu terbagi dua, yaitu keajaiban nyata dan kejaiban tersamar. Keajaiban nyata adalah peristiwa yang seperti contoh diatas, sedangkan keajaiban tersamar adalah keajaiban yang tanpa kita sadari sudah menolong kita. Misalkan ada seseorang sedang menyebrang jalan, dan sesuai dengan takdir yang sudah ditetapkan Allah, saat berada di tengah jalan dia pasti akan tertabrak mobil lantaran si pengemudi lalai karena terpana melihat gadis cantik bergaun mini yang berdiri dipinggir jalan misalnya. Namun karena sebelum menyeberang dia sudah tengok kiri-kanan, kemudian juga sudah berdoa dan bertawakal, maka sistem keajaiban akan bekerja tanpa dia sadari. Misalkan, pada saat mobil itu masih dalam jarak 500 meter, entah dari mana datangnya, lantas di depan mobil itu melintas malaikat yang menyerupai orang tua misalnya, kemudian secara otomatis pengemudi mobil itu jadi terpaksa mengurangi kecepatannya lantaran takut menabrak orang tua tadi. Dan akibatnya, secara otomatis pula waktu orang tadi menyebrang dan waktu saat si pengemudi melihat wanita cantik tadi menjadi berubah, dan akhirnya orang yang menyebrang tadi pun selamat dari tertabrak. Itulah keajaiban tersamar, yang sudah seharusnya si penyeberang mesyukurinya karena kejaiban tersamar itu merupakan nikmat dari Allah, yaitu mengucapkan hamdalah setelah dia selamat sampai di seberang. Contoh keajaiban tersamar yang lain adalah, orang yang bunuh diri bisa saja tidak mati akibat dari pilihan orang lain yang mendoakan keselamatannya, begitupun orang yang di bunuh tidak akan mati akibat dari pilihannya mau berdoa dan orang lain yang mendoakan keselamatannya.
Karena itulah, jangan pernah mengira kalau suatu bala yang menimpa manusia bukanlah akibat dari kesalahan manusia itu sendiri. Ketahuilah, jika saat menyebrang manusia tidak mau berhati-hati dan juga tidak mau berdoa dan bertawakal, maka jelas dia sudah salah memilih takdir. Sebab, sikap kehati-hatian, doa, dan tawakal adalah bagian dari pilihan takdir. Jika manusia memang sudah berusaha dengan baik dan juga sudah memohon perlindungan Allah dan bertawakal, namun ternyata ia masih juga celaka, maka itu adalah sebuah ujian tambahan untuknya (bonus scenario atau secret scenario kalau di dunia game), Bonus skenario atau secret scenario inilah yang dapat menghapuskan dosa dan meningkatkan level kemuliaan seseorang dengan lebih cepat. Namun jika ia sampai meninggal, maka itu adalah ajal yang memang sudah ditetapkan Allah atas dirinya lantaran Allah memang menghendakinya demikian. Sebab Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang mungkin saja begitu menyayanginya, sehingga dia tidak perlu lagi meneruskan ujian lantaran dianggap sudah lulus uji, seperti yang dialami para pelaku jihad fisabillilah. Mereka yang benar-benar ikhlas berjihad ternyata ada yang gugur dan ada yang tidak, dan mereka yang gugur dengan ridha Allah, jelas karena Allah mencintai mereka, yaitu mengabulkan keinginan mereka yang memang ingin meninggal sebagai syuhada, dan yang tidak gugur mungkin saja karena doa keluarganya yang memang belum siap untuk ditinggal selamanya, atau ada skenario penting yang masih perlu dilakoninya. Dan pengertian jihad itu sangat luas, contohnya seorang suami yang berjuang mencari nafkah halal untuk keluarganya semata-mata karena Allah adalah termasuk jihad juga, dan Ibu yang melahirkan semata-mata karena Allah adalah termasuk jihad juga. Atau bisa juga ada rahasia lain yang sangat penting, Wallahu’alam…

Jika ada manusia yang celaka karena sebuah ujian, kemudian ia mau bersabar terhadap ujian itu maka ia akan mendapat pahala yang besar. Berbeda dengan orang yang celaka akibat kemalasan memilih takdir yang baik, maka ia tidak akan mendapat ganjaran pahala sedikitpun, melainkan hanya berupa penderitaan yang harus ditanggungnya sendiri akibat dari kemalasannya itu. Kecuali jika ia mau segera bertobat dengan menyesali sikap malasnya itu, kemudian mau bersabar terhadap peristiwa yang sudah menimpanya, maka Allah-pun akan memberikan ganjaran pahala atas kesabarannya yang kemudian itu.
Kini jelas sudah, betapa pentingnya sebuah usaha, doa, dan tawakal guna memilih takdir yang baik. Dan karena itulah, manusia yang mendapat musibah karena kemalasannya memilih takdir yang baik, tidak selayaknya mengatakan kalau itu adalah takdir Allah yang harus diterima, atau memang sudah menjadi ketentuan Allah yang tak dapat di bantah, padahal musibah itu adalah akibat dari kesalahannya sendiri yang memang belum berusaha dengan maksimal dalam memilih takdir. Ingatlah, kalau takdir itu adalah sebuah sistem pilihan yang mana manusia dituntut untuk bisa memilih sendiri dengan benar. Sebab, Allah memang sudah memberi kebebasan penuh bagi manusia untuk menentukan pilihan, dan Allah tidak akan pernah memaksa manusia yang sudah bisa berfikir dalam menentukan sebuah pilihan. Sebab, jika Allah sampai melakukan itu, maka kehidupan di dunia ini sudah tidak ada gunanya lagi. Ketahuilah, kalau campur tangan Allah dalam menentukan sebuah pilihan, hanya sebatas memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan mengenai urusan memilih tetap merupakan hak istimewa manusia yang tak mungkin Allah paksakan.

Asy Syuura 8. Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.


Al Baqarah 272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).


Jadi, dengan demikian tidak ada lagi alasan bagi manusia yang malas memilih takdir yang baik untuk mengelak dari tanggung jawab dengan seenaknya mengatakan kalau apa yang sudah menimpanya adalah takdir, padahal ia sendiri belum berusaha. Contohnya seperti pengendara mobil/sepeda motor yang ngebut dan tidak mematuhi peraturan lalulintas. Juga seorang penyebrang jalan yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan atau zebra cross yang telah disediakan, dan masih banyak lagi contoh lainnya mengenai kemalasan dalam memilih takdir yang baik, bahkan dengan entengnya mereka melakukan tindakan yang ceroboh itu. Seandainya banyak orang yang bisa memahami ini dengan baik, tentu mereka tidak akan berani melakukannya. Sebab, semua itu jelas akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang pengendara yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas kemudian menyebabkan orang lain celaka maka ia telah menzolomi orang lain, dan jika seorang penyebrang jalan yang tidak menyebrang pada tempatnya jelas ia juga bisa menzolimi orang lain, misalkan ada pengendara yang membanting stir karena takut menabraknya, kemudian akibatnya pengendara itu menabrak pohon dan terluka, atau mungkin meninggal dunia, maka sudah barang tentu orang yang menyebrang itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Intinya adalah, siapa saja yang menjadi menyebab dari suatu akibat yang buruk, dan itu diakibatkan dari kemalasannya memilih takdir yang baik, maka sudah barang tentu ia akan dimintai pertanggungjawabannya
.

===================================================

Mari Bangkit Dengan Kesadaran Murni
===================================================

Setelah kita "Memahami Hakikat Penciptaan Melalui Matrix Takdir Dalam Lauhul Mahfuzh " dan juga mengetahui apa itu kesadaran murni, marilah kita bangkit dengan kesadaran murni, yaitu saling berlomba-lomba dalam kebaikan dengan mengharap ridha Allah semata. Ingatlah! Baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, karena itu ikutilah petunjuk AL-Quran dan Hadits, baik dalam beribadah kepada Allah, maupun di dalam kehidupan bersosial.
===================================================

D
emikianlah tulisan singkat mengenai kesadaran murni, dan mengenai kebenarannya Wallahu'alam...

Kepada siapa saja yang membaca tulisan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika apa yang saya tulis ini mengandung banyak kesalahan. Sebab, saya hanyalah manusia yang tak luput dari salah dan dosa, dan saya menyadari kalau segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan segala kesalahan tentulah berasal dari saya. Karenanyalah, jika saya telah melakukan kekhilafan karena kurangnya ilmu, mohon kiranya teman-teman mau memberikan nasihat dan meluruskannya (saya akan menerima dan tidak akan mendebat siapun, segala hal yang membingungkan silakan ditanyakan pada ahlinya). Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih banyak.
Akhir kata, semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat saya sendiri, dan juga buat para pembaca. Amin…

Wassalamu’alaikum… (Ucapan salam khusus untuk saudaraku yang muslim)

Peace V ^_^


===================================================
Alhamdullilah… Para pemikir… Mujahid pena… kian bersemangat dan terus bergandengan tangan melawan kaum materialis dan setanis dengan untaian kata, yang dengan ikhlas dilakukan demi ridha Allah semata, walaupun hanya satu ayat. Berbahagialah Orang Islam Sedunia, Insya Allah dalam waktu dekat, mungkin satu, tiga, delapan, atau sebelas tahun lagi, terhitung mulai tahun 2008, Wallahu’alam. Akan datang seseorang dan berkata, "Hai umat manusia, mulai saat ini pemimpinmu adalah Al Mahdi."