Hidup Adalah Permainan
AL FAATIHAH (PEMBUKAAN)
1. Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat.
Saya hanya tersenyum saja ketika ada
orang yang kekeh mengatakan kalau hidup itu bukanlah permainan. Katanya hidup
itu adalah pilihan, anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri dan tidak
selayaknya dijalankan dengan main-main. Yup, saya sangat setuju kalau hidup
adalah pilihan dan juga anugerah, dan saya pun sangat setuju kalau kehidupan
ini tidak selayaknya dijalankan dengan main-main. Sebab kehidupan ini adalah
permainan yang dianugerahkan kepada manusia, berisi tentang berbagai hal yang
tak terpisahkan, yaitu mengenai pilihan, kebaikan, keburukan, keindahan, cinta,
impian, kebahagiaan, penderitaan, kewajiban, tantangan, perjuangan,
keberuntungan, tragedi, petualangan, dll. Dan memainkan permainan bukan berarti
harus main-main, melainkan dibutuhkan keseriusan yang luar biasa.
Hehehe…! Saya jadi ingat sewaktu
pertama kali memainkan game online, dan saya suka senyam-senyum sendiri jika
mengingat semua itu. Dulu, saya adalah gamer pada sebuah permainan online jenis
MMORPG. Semula saya tidak serius memainkannya, saya cuma iseng saja (sekedar
mencari sedikit kesenangan), alias hanya memainkannya dengan main-main.
Maklumlah, semua itu lantaran saya menilai kalau permainan itu diciptakan
sekedar untuk membunuh waktu luang, dan karenanya tidak perlu dimainkan dengan
penuh keseriusan. Namun apa yang terjadi, karena ketidakseriusan saya itulah
yang menyebabkan saya masih tetap cupu, sementara teman-teman gamer saya sudah
melesat jauh meninggalkan saya, mereka sudah level tinggi dan sudah bisa
memasuki area-area baru yang lebih menantang. Sementara saya, masih saja
berkutat di area para cupu, mencari kenalan gamer-gamer cewek, ngomongin soal
cinta, curhat, dan berbagai hal lainnya yang sama sekali tidak ada gunanya di
dunia game, lantaran hal-hal yang saya sebutkan itu memang tidak mungkin bisa
menaikkan level avatar saya.
Hingga suatu ketika, saya pun
berkenalan dengan seorang gamer cewek, setelah melihat FS Friendster-Nya (Belum
ada Facebook waktu itu). Yakinlah saya kalau dia memang benar-benar gamer
cewek, bahkan cantik pula. Maklumlah, pada saat itu tidak sedikit gamer cowok
yang menggunakan avatar cewek, dan mereka biasa disebut cewek jadi-jadian.
Jadi, memang perlu penyelidikan lebih jauh untuk meyakini dia benar-benar
seorang cewek, bahkan saya sempatkan pula untuk bertanya kepada beberapa
temannya yang memang mengenalnya di dunia nyata.
Sungguh ia seorang gamer cewek yang
baik hati, yang tak segan-segan membantu para gamer yang sedang mengalami
kesulitan, bahkan ia tak segan-segan mau menemani saya di dunia game, sekedar
untuk ngobrol dan berbagi cerita. Dan karena itulah akhirnya saya pun jatuh
cinta. Sungguh sejak saat itu saya jadi keranjingan main game, bukan lantaran
ingin meningkatkan level avatar saya, tapi karena saja ingin selalu bertemu
dengan si dia, yang mana sudah berhasil membuat saya jatuh cinta. Hingga
akhirnya, kami pun menjadi sepasang kekasih di dunia game.
Pada suatu ketika, kekasih saya itu
berhasil memasuki dunia baru yang lebih menantang, dan sejak itulah saya sudah
tidak bisa mengikutinya lagi lantaran level saya belum memenuhi syarat. Karena
dorongan rasa cinta itulah, akhirnya saya bertekad untuk lebih serius guna
meningkatkan level avatar saya. Dengan tujuan agar saya selalu bisa
bersama-sama dengan si dia di dunia game. Terus terang saja, sebetulnya saya
malas menggebuki para monster agar mendapatkan nilai, sebab memang capek sekali
rasanya. Tapi apa daya, demi bisa selalu bersama sang kekasih terpaksa saya
lakukan juga. Dan karena kekuatan cinta
itulah akhirnya saya berhasil meningkatkan level avatar saya, dan semua itu
membuktikan kalau memainkan sebuah permainan tidak bisa dimainkan dengan
main-main, melainkan harus dimainkan dengan penuh kesungguhan yang luar biasa.
Nah… sejak itulah saya mulai bisa memahami
hakikat sebuah permainan, dan saya berharap pembaca pun bisa memahaminya.
Tujuan dari pemahaman ini adalah agar kita tidak terlena dengan kehidupan di
dunia yang hanya sementara, dan karena itu pula kita seharusnya mau lebih
bersemangat di dalam meningkatkan level kemuliaan kita dengan mencari nilai
pahala sebanyak mungkin, yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan yang diridhai-Nya.
Dan kekuatan cinta yang mampu membawa kita pada keberhasilan adalah kekuatan
cinta sejati, yaitu kekuatan cinta yang berlandaskan cinta kita kepada Allah,
Sang Programmer permainan ini.
Al
'Ankabuut 64. Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan
main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau
mereka mengetahui.
Al
Hadiid 20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah
serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu.
Al
An'aam 70. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka
sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan
dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri
tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada
baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan
jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu
daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi
mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih
disebabkan kekafiran mereka dahulu.
[485]. Yakni agama Islam yang disuruh mereka
mematuhinya dengan sungguh-sungguh.
[486]. Arti menjadikan agama sebagai
main-main dan senda gurau ialah memperolokkan
agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi
laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh.
Al
Baqarah 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Karenanyalah,
gamer sejati tentu akan berusaha untuk mengumpulkan nilai pahala dengan
bersungguh-sungguh, baik dengan jalan ibadah ritual (menjalin hubungan dengan
Allah SWT), maupun secara sosial (menjalin hubungan dengan sesama gamer). Untuk
masa kini, hanya gamer yang bersyahadatlah yang akan mendapat nilai pahala, yaitu
gamer yang mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya, dan Muhammad SAW sebagai rasul
utusan-Nya. Selain itu, gamer yang benar-benar belum mengetahui kebenaran Dinul
Islam akan diberikan nilai pahala tersendiri, sesuai dengan kebijaksanaan
Tuhan.
Al
Furqaan 23. Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan[1062], lalu kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
[1062]. Yang dimaksud dengan amal mereka
disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia
Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.
Dan mereka yang dimaksud pada
ayat ini adalah, orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Sabiin yang sudah mengetahui
tentang kebenaran Dinul Islam, namun mereka tidak mau beriman (Ketika Syiar
Dinul Islam sudah menghampiri mereka, mereka bukannya merenungi tapi justru
mengolok-olok).Dan karenanyalah ayat di atas
tidak bertentangan dengan ayat berikut:
Al Baqarah 62. Sesungguhnya
orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang
Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka,
tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Maksudnya adalah orang-orang mukmin
sekarang (yang masih setia mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW dan hanya
berserah diri kepada Allah SWT), orang-orang Yahudi yang mengikuti syariat Nabi
Musa As (sebelum mereka menyekutukan-Nya dengan Samiri atau mereka yang belum
mengetahui kebenaran ajaran Nabi Isa As), orang-orang Nasrani yang mengikuti
syariat Nabi ISA As (sebelum mereka menyekutukan-Nya dengan Jesus dan Para
Pendeta atau mereka yang belum mengetahui kebenaran ajaran Nabi Muhammad SAW).
Orang-orang Shabiin yang mengikuti syari’at Nabi-nabi zaman dahulu. Dan mereka,
orang-orang Yahudi, Nasrani dan Sabiin, yang belum mengetahui tentang kebenaran
Dinul Islam, mereka juga termasuk.
Karena itulah, sebaiknya jangan
sia-sia kan waktu kita untuk meningkatkan nilai pahala, Insya Allah dengan begitu
kita akan menjadi seorang pemain yang memenangkan permainan yang Allah ciptakan
ini. Nah… Agar kita bisa lebih
memahami dan dapat diterapkan pada kehidupan kita, silakan simak kisah berikut.
Diceritakan oleh sahabat Abu Hurairah r.a.
Fathimah az-zahra rha dan Gilingan
Gandum
Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya
Fathimah az-zahra rha. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (butir
gandum) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil
menangis. Rasulullah SAW bertanya pada anandanya, "apa yang menyebabkan
engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu
menangis". Fathimah rha. berkata, "ayahanda, penggilingan dan
urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan ananda menangis". Lalu duduklah
Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataannya,
"ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta Ali (suaminya) mencarikan
ananda seorang jariah (budak perempuan) untuk menolong ananda menggiling gandum
dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah". Mendengar perkataan
anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau
mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di
dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahiim".
Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT.
Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk
anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan
sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga
habislah butir-butir syair itu digilingnya.
Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut,
"berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu
berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang
berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam
bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah
menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah
baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya
hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah
SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya)
"Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka
mengerjakan apa yang dititahkan".
Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak
hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda
kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah
satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam sorga". Maka
bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.
Rasulullah SAW bersabda kepada
anandanya, "jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya
penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT
menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya
beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat. Ya Fathimah,
perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka
Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu
kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fathimah perempuan mana yang
berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT
menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit. Ya Fathimah, perempuan mana
yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci
pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang
yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada
seribu orang yang bertelanjang. Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi
hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air
telaga Kautshar pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu
semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha
denganmu tidaklah akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah
bahwa ridha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan
Allah SWT?. Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam
rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan
mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya
seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT
mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni
berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya
seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal
tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan
didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah SWT
akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta
beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya
dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka
Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya
sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu
dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah
untuknya seribu pahala haji dan umrah. Ya Fathimah, perempuan mana yang
tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan
rahmat. Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat
untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka
berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah amalmu
maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu
yang akan datang". Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut
suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka
Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah SWT akan
meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah
taman dari taman-taman sorga seta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api
neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".
Begitulah peran yang seharusnya
Fathimah mainkan sebagai seorang gamer, yaitu mengikuti petunjuk Al-Quran dan
Hadist Rasul, bukan yang lainnya. Sebab, Allah-lah yang telah menciptakan
permainan ini lengkap dengan segala peraturannya, yaitu Al-Quran, yang mana
telah dirinci oleh Game Master permainan ini yaitu Baginda Muhammad Rasulullah
melalui Hadist-Hadist beliau. Karenanyalah, bisa dipastikan kalau Fathimah akan
lebih memilih untuk menggiling sendiri ketimbang gilingan itu berputar dengan
sendirinya lantaran mengetahui berapa besar nilai pahala yang bisa diraihnya. Dan
jika banyak wanita bisa memahami apa yang dikatakan Rasulullah itu, tentulah
mereka juga lebih memilih untuk mendapatkan nilai pahala yang besar itu
ketimbang menyia-nyikannya begitu saja. Hal seperti itulah yang dimaksud dengan
berlomba-lomba dalam kebaikan. Lalu bagaimana dengan wanita sekarang yang telah
mengandalkan kemajuan teknologi. Jawabnya tidak mengapa, selama sisa waktu yang
berlebih dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Misalkan dengan membaca Al-Quran
atau mengerjakan pekerjaan lain yang jelas banyak manfaatnya, yaitu bisa
mendatangkan banyak pahala. Sayangnya yang dilakukan oleh kebanyakan wanita
sekarang justru sebaliknya, yaitu menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak
mendatangkan pahala sama sekali. Misalkan bergosip, membaca bacaan atau
menonton tontonan yang tidak bermutu (tidak menambah keimanan kepada Allah atau
tidak membuat ahlaknya menjadi lebih baik), dan masih banyak lagi kegiatan
lainnya yang justru semakin membuatnya lebih mencintai dunia. Parahnya lagi,
tidak sedikit para wanita yang lebih memilih untuk menyerahkan semua pekerjaan
kepada pembantunya, sementara dia sendiri justru berleha-leha atau memanjakan
diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat untuk kehidupannya di akhirat. Dan
itu artinya mereka memang belum memahami apa yang sudah Rasulullah sampaikan
kepada anandanya.
"jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya
penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT
menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa
kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.”
Sungguh, betapa ruginya wanita yang
demikian lantaran telah menyia-nyiakan nilai pahala yang seharusnya bisa ia
dapatkan dengan mudah. Dan hal mendasar yang menyebabkan semua itu lantaran mereka
belum menyadari kalau mereka adalah seorang gamer yang sedang memainkan sebuah
permainan. Yang mana permainan itu seharusnya dimainkan dengan penuh
sesungguhan yang luar biasa guna mencari Ridha Allah, bukannya malah main-main
mengikuti ego dan bujuk rayuan setan.
Nah… Setelah kita lebih memahami
kehidupan ini hanyalah permainan, saatnya lah kita menikmati permainan ini.
Dalam setiap permainan tentu ada kesenangan dan kesedihan, kemudahan dan
kesulitan. Kita akan senang jika apa yang kita inginkan tercapai (menang), dan
sedih rasanya jika kita gagal dan gagal lagi (kalah). Kita akan merasa senang
jika rintangan dapat kita lewati dengan mudah, dan kita akan merasa sedih jika
rintangan itu begitu sulitnya untuk dilewati. Namun begitu, karena rasa senang
dan sedih, juga ada kemudahan dan kesulitan itulah kita bisa menikmati
permainan sebagaimanamestinya. Bayangkan jika ada permainan yang begitu
mudahnya dimainkan tanpa ada kesulitan sedikitpun, tentu akan terasa
membosankan. Gamer sejati bisa menggerutu memainkan permainan yang seperti itu
“Huh, permainan apa ini? Sama sekali tidak menantang, apa susahnya,
membosankan.” Begitupun sebaliknya, jika ada permainan yang begitu sulit tanpa
ada kemudahan sedikit pun. Gamer sejati juga bisa menggerutu, “Huh, permainan
apa ini? Susahnya minta ampun, mending gak main deh, bete.” Namun karena adanya
permainan yang dirancang dengan kemudahan dan kesulitan yang seimbang,
permainan akan menjadi sangat mengasyikkan. Seorang gamer bisa senang saat
mendapat kemudahan dan kesal sekali lantaran mendapat kesulitan, namun hal
seperti itulah yang membuatnya semakin terpacu untuk main lagi dan lagi,
penasaran ingin mengetahui level selanjutnya. Tidak percaya? Coba kamu mainkan
sebuah permainan dengan jujur (dimana kemudahan dan kesulitannya tetap
seimbang), kemudian memainkan permainan yang sama dengan menggunakan cheat
(dimana kemudahannya akan lebih dominan). Saya yakin kamu akan bisa membedakan
rasanya. Bermain dengan jujur akan terasa lebih memuaskan ketimbang main dengan
cara curang (terasa lebih cepat membosankan).
Misalkan saat orang memainkan
permainan simulasi kehidupan, kemudian dia melakukan cheat dengan cara
memanipulasi uangnya menjadi sebanyak mungkin. Akhirnya dengan uang yang banyak
itu dia bisa membeli semua yang diinginkannya, hingga akhirnya sudah tidak ada
lagi yang bisa dibelinya. Dan akhirnya, berakhirlah kenikmatan permainan itu.
Sebab, kenikmatan permainan itu terletak pada rasa penasaran lantaran ingin
memiliki segala materi yang tersedia dalam permainan tersebut. Bersusah payah
seorang gamer bermain meningkatkan karir karakter yang dimainkannya, berusaha
mengumpulkan uang agar materi yang diinginkannya bisa terbeli. Setelah dia
mampu membeli, produk baru pun muncul, lebih bagus dan canggih, dan dia akan
berusaha lebih giat mencari uang untuk bisa mendapatkan produk baru tersebut.
Begitulah seterusnya dan seterusnya, hingga akhirnya dia menjadi kaya raya dan
bisa memiliki semua materi itu. Itulah salah satu kenikmatan yang disuguhkan
oleh permainan simulasi kehidupan. Begitupun dalam kehidupan kita, Allah telah
menyediakan segala materi yang bisa kita miliki. Uniknya dalam permainan
kehidupan ini kita boleh menentukan sendiri cara mendapatkan uang tersebut,
yaitu bisa dengan cara halal maupun haram, manusia bebas memilih. Cara halal
nilainya pahala, cara haram nilai dosa. Dan Itulah inti dari permaian ini,
yaitu nilai ditentukan berdasarkan cara mendapatkannya, bukan pada hasil yang
didapatkannya.
Contohnya adalah seorang pejabat yang
pergi haji dan seorang tukang bubur yang juga pergi haji. Si Pejabat berhaji
dengan uang hasil korupsi, sedangkan tukang bubur berhaji dengan bersusah payah
mengumpulkan uang dengan cara halal. Nah, apakah keduanya akan mendapat nilai
yang sama? Jawabnya tentu saja tidak, sebab Allah menilai berdasarkan cara yang
ditempuhnya, bukan berdasarkan hasil yang didapatnya. Dalam pandangan manusia,
keduanya jelas sudah haji lantaran sama-sama pergi ketanah suci dan menunaikan
ibadah haji, dan orang yang pergi haji tentulah mendapat pahala yang banyak.
Namun dimata Allah tentu tidak demikian, nilai yang didapat si koruptor jelas
berbeda dengan yang didapat si Tukang bubur lantaran adanya perbedaan cara
mendapatkan uangnya.
Intinya adalah untuk apa berbangga
hati pada materi mewah atau status sosial yang didapat dengan cara haram,
mending punya materi atau status sosial yang biasa-biasa saja yang didapat
dengan cara halal, selain tidak membuat sombong, tentunya juga berkah. Dengan kata lain, nikmati dan syukuri
saja segala materi dan status sosial yang sudah kita dapatkan dengan cara
halal, tanpa perlu iri hati apalagi minder. Jika akhirnya kita mampu
mendapatkan barang mewah dan berkualitas, juga status sosial yang baik dengan
cara yang halal, tentulah kita dituntut untuk dapat menikmatinya dengan cara
yang benar, yaitu tidak menjadikannya sebagai sesuatu yang perlu dipamerkan
lantaran kesombongan kita, namun menjadikannya sebagai hal yang biasa saja,
yang digunakan sesuai kebutuhan, dan menjadikannya sebagai media rasa syukur
lantaran Allah telah menganugrahkan kenikmatan dunia yang benar-benar halal.
Dan semua itu adalah bagian dari cara menikmati permainan kehidupan ini.
Nah… Apa jadinya jika kita tidak dapat menikmati
permainan? Jawabnya adalah keputusasaan, alias tidak mau bermain lagi (menjadi
gila atau bunuh diri). Hmm… apakah begitu sulitnya permainan ini sehingga kita
harus berputus asa dalam memainkannya? Padahal jika kita mau sedikit berpikir,
sebetulnya banyak sekali misi yang mudah dan bisa mendatangkan banyak pahala. Misalkan
Kita adalah seorang gamer yang masih cupu, kita bisa dengan mudah mengumpulkan
nilai pahala sesuai dengan tingkatan level yang kita miliki. Seperti saat kita
mau makan atau minum, atau ketika melakukan aktifitas keseharian yang Allah
ridhai dengan diawali membaca basmalah dan menyudahinya dengan hamdalah, maka
kita akan mendapat nilai pahala. Juga ketika kita menemukan benda berbahaya di
jalan, seperti duri, paku, beling, dan lain sebagainya. Karena khawatir bisa
membahayakan gamer lain, lantas kita segera menyingkirkannya dengan niat
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Yaitu dengan mengucap, “Bismilah… aku
singkirkan benda berbahaya ini ikhlas karena Allah.” Setelah benda itu berhasil
disingkirkan, lantas kita segera mengucap “Alhamdulillah benda berbahaya itu berhasil
aku singkirkan…” maka dari usaha kita itu tentu akan mendapat nilai pahala. Dan
jika kita mau berpartisipasi guna mengurangi dampak pemanasan global, yaitu
dengan menanam sebuah pohon, baik di dalam pot maupun di pekarangan. Maka dari
setiap kebaikan yang dihasilkan pohon itu tentulah untuk kita, baik itu pahala,
keindahnya, maupun kemampuannya menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan
oksigen. Apalagi jika kita mau mengajarkan semua hal yang baik itu kepada teman
kita, tentu kita juga akan mendapat nilai pahala jika teman kita itu mau
melakukan perbuatan yang kita ajarkan itu. Dan jika teman kita itu
mengajarkannya lagi kepada temannya yang lain, dan temannya itu juga melakukan
perbuatan baik itu, maka kita akan mendapatkan nilai pahala yang sama seperti
orang itu.
Sebetulnya, kesulitan yang
manusia alami di permainan ini adalah karena kesalahan manusia itu sendiri
dalam memilih takdirnya. Misalkan ada anak yang masih dibawah umur atau yang
sudah dewasa sekalipun, sebetulnya agama melarang untuk pacaran melampaui batas
(berdua-duaan), namun karena kurangnya ilmu dan juga sistem yang tidak
mendukung, maka ia pun jadi salah memilih. Ia nekad pacaran dengan cara yang
salah itu hingga berakhir dengan patah hati atau hamil diluar nikah, dan saat
itulah ia merasakan susahnya hidup, dan tidak sedikit yang berakhir dengan
tragis. Akibat dari pemaksaan kehendak ingin memasuki level yang bukan untuknya
jelas akan menyulitkan diri sendiri. Dan masih banyak lagi kesalahan manusia
dalam memilih takdir hingga akhirnya merasa susah sendiri lantaran tidak mampu
mengukur diri, seperti salah memilih istri atau suami, salah memilih pekerjaan
atau karyawan, salah memilih pimpinan atau bawahan, dan masih banyak lagi
kesalahan memilih lainnya lantaran tidak mengikuti petunjuk Al-Quran dan
Hadist. Karena itulah penting memahami kalau kehidupan ini hanyalah permainan,
agar kita lebih berhati-hati dalam memilih, yaitu tidak menyimpang dari
petunjuk Al-Quran dan Hadist. Sebab, memang itulah cara yang terbaik, kita
tidak perlu merasa sok lebih tahu, atau merasa kuat iman sehingga berani
melanggar perintah Tuhan. Yang terbaik adalah mempercayai petunjuk yang
terpercaya (Al-Quran dan Hadist Rasul), yang jelas-jelas sudah mengabarkan
berbagai peringatan agar kita jangan sampai nekad melakukan berbuatan yang
dilarang. Tak jauh berbeda dengan para gamer game Online, mereka yang mengikuti petunjuk permainan tentu akan
merasa lebih mudah dan bisa menikmati permainan dengan lebih baik. Berbeda
dengan gamer yang sama sekali tidak membaca petunjuk, mereka asal saja
memainkan permainan itu, dan hasilnya sudah bisa diduga mereka akan menjadi
pecundang. Karena itu, masihkah kita sok mau belajar dari pengalaman kita
sendiri, padahal yang terbaik adalah belajar dari pengalaman orang lain.
Beruntung jika hasilnya jauh lebih baik, namun jika sebaliknya, apa bukan kita
sendiri yang akan menanggung kerugiannya? Pikirkanlah…
Nah… Jika kita bisa memahami
semua ini dengan baik, tentu kita tidak akan mau menyerah kalah begitu saja di
dalam permainan ini. Bukankah tata cara memainkan permainan di dunia ini
sebetulnya mudah, yaitu hanya mengenai Takwa (Melaksanakan semua perintah Allah
dan menjauhi semua larangnya-Nya), yang misi dan semua peraturannya juga sudah
jelas ada di dalam Al-Quran dan Hadist. Score-nya pun ada, yaitu pahala dan
dosa, yang kelak akan menjadi penentu kita kalah atau menang. Kalau menang kita
akan dihadiahkan surga, dan kalau kalah tentu akan mendapatkan neraka. Walaupun
pada setiap permainan ada tingkat kesulitan, namun tingkat kesulitan itu tidak
akan melebihi kemampuan manusia, melainkan disesuaikan dengan tingkat kemuliaan
manusia itu sendiri. Persis seperti tingkat kesulitan dalam game online, yang
mana karakter level I jelas telah disediakan pula monster level I yang pasti
bisa dibunuhnya.
Karena
itulah, seharusnya apapun yang terjadi di dalam Permainan Takwa ini dapat
dinikmati dengan tanpa beban sama sekali, kala suka ia akan bersyukur dan saat
duka ia akan bersabar. Karenanyalah, untuk apa merasa sombong dengan berbagai
hal yang cuma bagian dari permainan semu, dan untuk apa begitu kehilangan dan
berputus asa terhadap sesuatu yang juga cuma bagian dari permainan semu.
Seandainya manusia mau menyadari kalau semua perkara yang ada di dunia ini
semu, tentulah manusia bisa menikmati permainan yang diciptakan Allah SWT ini
dengan sebaik-baiknya, yaitu penuh kesabaran dan rasa syukur, terus berusaha
meraih kemenangan dengan cara bertakwa kepada Allah SWT.
Karenanyalah, sebagai gamer
(pemain) sejati seharusnya memang berusaha untuk menang, yaitu dengan
mengumpulkan nilai pahala sebanyak mungkin. Untuk itulah kita diharapkan bisa
menjadi seorang gamer yang mampu memenangkan permainan di dunia ini dengan
sebaik-baiknya. Sebab, tingkatan
level yang diberikan kepada kita jelas sudah terukur dan mampu kita lewati.
Al
Mu'minuun 62. Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya,
dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran[1010], dan
mereka tidak dianiaya.
[1010]. Maksudnya: Kitab tempat malaikat-malaikat menuliskan
perbuatan-perbuatan seseorang, biarpun buruk atau baik, yang akan dibacakan di
hari kiamat (Lihat surat Al-Jatsiyah ayat 29).
Al
Jaatsiyah 29. (Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang
menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat
apa yang telah kamu kerjakan."
Al
Qamar 49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Al
Furqaan 2. yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan
Dia
tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan
dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya[1053].
[1053]. Maksudnya: segala sesuatu yang
dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapanperlengkapan dan persiapan-persiapan,
sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
Begitulah…
semuanya memang sudah terukur, dan setiap yang kita kerjakan jelas tercatat
nilainya, sungguh tak jauh berbeda dengan permainan apa saja yang mungkin
pernah kita mainkan. Demikianlah tulisan singkat mengenai hidup adalah
permainan, dan mengenai kebenarannya Wallahu'alam...
Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam
Untuk
lebih mendalaminya silakan baca “Memahami Hakikat Penciptaan Melalui MatrixTakdir Dalam Lauhul Mahfuz” bagi yang menyukai karya non fiksi, dan “CintaMaya” atau “Sayap Bidadari” bagi yang mencintai karya fiksi. Saran saya, lebih
baik dibaca semuanya. ^_^
Assalamu’alaikum…
Kepada
siapa saja yang membaca tulisan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya jika apa yang saya tulis ini mengandung banyak kesalahan.
Sebab, saya hanyalah manusia yang tak luput dari salah dan dosa, dan saya
menyadari kalau segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan segala
kesalahan tentulah berasal dari saya. Karenanyalah, jika saya telah melakukan
kekhilafan karena kurangnya ilmu, mohon kiranya teman-teman mau memberikan
nasihat dan meluruskannya (saya akan menerima dan tidak akan mendebat siapapun,
segala hal yang membingungkan silakan ditanyakan pada ahlinya). Sebelum dan
sesudahnya saya ucapkan terima kasih banyak.
Akhir
kata, semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat saya sendiri, dan juga buat para
pembaca. Amin…
Wassalamu’alaikum…
Peace
V ^_^