Lima
Esok harinya, di sebuah warung yang terlihat nyaman dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, dan semua dekorasinya yang menggunakan bambu, terlihat beberapa muda-mudi tampak menikmati santap siangnya.
Di sudut ruangan, terlihat Jaka cs sedang menikmati ayam goreng. Sedangkan di sudut yang lain, Dara cs lagi menikmati siomay dan mie ayam. Sambil makan, si Dara tampak mencoba membuka kotak teka-tekinya. Sungguh cewek itu masih dibuat penasaran oleh kotak teka-teki itu. Padahal, dia sendiri tidak yakin kalau bisa membukanya.
"Eh, bukankah mereka ketiga cowok yang waktu itu di valentine party," kata Wita tiba-tiba.
Seketika semua mata tertuju ke arah ketiga cowok itu.
"Benar, Wit! Itu emang mereka," timpal Dara seraya menyimpan kotak teka-tekinya.
Dara cs terus memperhatikan ketiga cowok itu. Sedangkan Jaka cs masih belum sadar kalo lagi diperhatiin, soalnya mereka itu lagi rakus-rakusnya menyantap ayam goreng.
"Habis ini kita ke mana lagi, Ka?" tanya Randy seraya menggarot ayam yang dipegangnya.
"Mmm… gimana kalo kita main Billiard," saran Jaka dengan mulut penuh makanan.
"Kita main cekian atau main biasa aja?" tanya Jepri seraya meneguk minumannya.
"Main biasa aja deh, soalnya gue lagi enggak punya modal," jawab Jaka seraya mencaplok sepotong mentimun yang diiris kecil-kecil.
"Payah loe, Ka. Kenapa sih belakangan ini elo bokek melulu?" tanya Jekky.
"Habis, ortu gue belum pulang juga, Jek. Padahal kan, duit simpenan gue udah habis. Selama ini aja, gue kepaksa minjem sama adik gue," kata Jaka terus terang.
"Makanya, elo sih kelewat boros. Masa, duit buat sebulan udah habis dalam seminggu," komentar Randy.
"Emangnya ortu loe ke mana sih?" tanya Jepri.
"O… mereka lagi di Amrik, katanya sih mau meng-upgrade nyokap gue," jelas Jaka.
"Gile nyokap loe, Ka. Pake di-upgrade segala. Gue kira, cuma komputer doang yang di-upgrade. Emangnya, apaannya sih yang di-upgrade?" tanya Jekky.
"Enggak tau, tu. Mulanya sih nyokap gue enggak mau, tapi karena bokap gue maksa terus, kepaksa deh nyokap gue menurut," jawab Jaka polos.
"Eh, ngomong-ngomong… kayaknya dari tadi kita ada yang merhatiin deh," kata Randy tiba-tiba.
"Siapa, Ran?" tanya Jaka celingukan.
"Itu tu, cewek-cewek yang ada di pojok sana," jawab Randy.
Seketika semua mata memandang melihat ke arah Dara cs. Saat itu, di pojok warung, Dara cs tampak senyam-senyum genit sambil ketawa cekikikan.
"Loh, bukankah mereka yang waktu itu di valentine party," komentar Jepri.
"Benar, Jep. Enggak salah lagi, itu emang mereka," sambung Jekky.
"Valentine Party! Kapan kalian ke pesta itu, kok enggak ngajak-ngajak gue sih?" tanya Randy.
"Wah, kalo itu sih udah lama banget, Ran," jawab Jekky.
"Sorry, Ran! Waktu itu kan elo mau menghadiri acara penting yang diisi oleh ustad kondang. Masa sih kita tega mengajak orang yang lagi mau berbuat baik," jelas Jaka. "O ya, kalo gitu… kita samperin mereka yuk!" ajaknya kemudian.
Mereka pun serentak berdiri dari tempat duduknya sambil membawa makanan masing-masing. Kemudian meletakkannya di meja yang bersebelahan dengan meja Dara cs. Setelah itu, mereka segera mengangkat meja tersebut dan mendempetkannya di meja Dara cs. Saat itu, para pelayan cuma geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka.
"Boleh kan kita-kita gabung?" tanya Jaka sambil tersenyum.
"Kalian tu seharusnya nanya dulu, baru gabung. Kalo udah kayak gini, mau bilang apa. Ya udah, kalo emang mau gabung," kata Dara ketus.
"O ya, kenalin! Gue Jaka dan mereka teman-teman gue," ucap Jaka.
"Lah iya, tentu aja mereka teman-teman elo. Masa badan kurus-kurus kaya begitu bodyguard-loe. Enggak mungkin kan. Tapi… ada sih satu yang bisa dibilang bodyguard," kata Dara sambil mengerlingkan matanya kepada Randy. "Hmm... kayaknya gue udah enggak asing ngeliat tampangnya. Kalo enggak salah, gue pernah ngeliat dia. Tapi... di mana ya?" tanyanya kemudian.
"Oh ini si Randy, dia emang seorang karateka," kata Jaka memperkenalkan.
Pada saat yang sama, Randy tampak senyam-senyum. "Alamak... ternyata emang dia, cewek yang pernah gue ikutin di Mal," kata Randy dalam hati.
Kemudian Jaka cs dan Dara cs tampak saling berkenalan. Lalu dalam tempo sekejap, mereka sudah ngobrol ngalor-ngidul.
"Eh, malam itu kan. Elo keliatan seksi banget. Tapi, sekarang kayaknya ada yang kurang deh. Apa ya…" kata Jaka mengomentari penampilan Dara yang saat itu lagi enggak menggunakan tipuan.
"Eh, ayo cepetan ngomong! Apanya yang kurang?" desak Dara.
Jaka bukannya menjawab malah ketawa cekakakan, teman-temannya juga pada ikut cekakakan. Saat itu Wajah Dara tampak bersemu merah dibuatnya. Hingga akhirnya mereka menjadi makin akrab dan berani saling mencandai. Mereka terus berada di warung itu hingga waktu menunjukkan pukul empat sore.
"Eh, ngomong-ngomong… kami pergi dulu ya, kami mau main billiard nih," pamit Jaka. "O ya, kalian mau ikut enggak?" tanyanya kemudian.
"Sorry, deh! Kalo main bowling kita mau," tolak Dara.
"Ya udah, kalo gitu kita pergi duluan," kata Jaka seraya mengajak teman-temannya pergi.
‘"Woiiiy, makanan kalian kan belum dibayar!" seru Dara.
"Kalian aja yang bayar," kata Jaka seraya berlalu dari ruangan itu.
Pada saat yang sama, keenam cewek itu cuma saling berpandangan sesama mereka. Sepertinya mereka benar-benar bingung dengan tingkah Jaka cs.
"Gila banget, baru tumben gue ketemu cowok-cowok yang kayak begitu," komentar Wita.
"Kalo tau begini, mendingan tadi di usir aja," timpal Dita.
"Elo sih, Ra. Mau aja diajak gabung," komentar Seli.
"Lho, bukankah mereka yang udah gabung duluan," bela Dara.
"Udah-udah...! Jangan ribut! Terpaksa kita yang harus bayar makanan mereka. Habis mau gimana lagi," ujar Wita bijak.
Sementara itu di dalam mobil Kijang, Jaka cs lagi cekakan. Mereka benar-benar puas bisa ngerjain cewek-cewek tadi.
"Cucian deh mereka," komentar Jepri.
"Hahaha...! Emang enaaak?" timpal Jekky.
"Emang, sekali-sekali cewek-cewek genit and mata duitan kayak mereka perlu juga dikerjain," kata Jaka seraya melihat keluar jendela. SUIT.. SUIIIT…!!! Suit Jaka letika melihat cewek kece dengan body seksi tengah berdiri di tepi jalan.
Saat itu, semua mata langsung tertuju ke arah Jaka memandang, kecuali Randy yang lagi nyetir dia cuma sekilas melihat. Kalau dia melihat terus, bisa-bisa tu Kijang nyebur di kali yang ada di kiri jalan.
"Itu baru namanya, cewek… Eh, Ran! Putar lagi yuk!" pinta Jaka.
"Enggak ah, entar juga ada lagi yang kayak begitu," tolak Randy.
"Huuuh! Payah loe," kata Jaka menggerutu.
Kedua temannya yang lain cuma cengengesan, mereka terus melaju dengan Kijang yang udah penyok di sana-sini. Sementara itu di tempat lain, Dara cs terlihat lagi asyik ngeceng di Mall! Mereka berempat yang bak bidadari baru turun dari Khayangan tampak berdiri sambil bersandar di langkan. Dengan gaya yang genit mereka mengoda para cowok-cowok yang terlihat culun. Mereka senang banget kalo cowok-cowok culun itu merasa GR.
"GR ni jrenk…" begitulah kata mereka begitu melihat si cowok salah tingkah.
Kini mereka mulai melangkah dengan gaya yang dibuat-buat, melenggak-lenggok memancing mata para cowok yang emang lagi pada CMDM. Sesekali mereka tampak tersenyum genit kepada para cowok yang kebetulan lagi pada nongkrong itu.
SUIT... SUIIIT...!!! Para cowok merespon senyum dan lenggokkan mereka.
Namun mereka terus melangkah tanpa mempedulikan cowok-cowok itu. Pada saat yang sama, di Mal terdengar lagu Tipe-X mengalun mengiringi perjalanan mereka.
Lihat senyum manis di atas bibir bergincu
Kedip mata merayu jelas coba menggangu
Tawanya terpasang bukan tanpa tujuan
Satu korban terjerat itulah harapan…
Wangi farfum semerbak membius pusat saraf
Hadirkan bayangan tuk lepas keresahan
Bergejolak, semua coba berontak
Ketika tak kuasa ku langsung lari mengelak…
Sementara itu di tempat Billiard Jaka cs tampak sedang bermain cekian. (Lho katanya tadi cuma mau main biasa? - Tadinya sih emang main biasa, namun karena Jaka merasa tertantang oleh ajakan Jekky, akhirnya Jaka pun terpaksa meminjam duit pada Jepri dan akhirnya, jadi deh mereka main cekian. Oke deh dilanjut …)
Kini giliran Jaka membidik sebuah bola dengan nomor 8, sesuai dengan kartu yang sedang dipegangnya. STACK SERRR… Bola putih menggelinding menuju ke bola 8 dengan kencang, dan TRACKKKK… Bola putih menerjang bola 8 dengan keras, kini bola 8 mengarah ke lubang yang ada di sudut. Dan… dan… TEK TEK… TEK TOK… Ternyata pukulan tadi godek, bola 8 gagal memasuki lubang.
"Sial… pake godek lagi," umpat Jaka.
"Hehehe, minggir…!" kata Rino dengan wajah senang.
Mereka terus bermain cekian sampai lupa waktu, pokoknya kalo udah main cekian mereka lupa segala-galanya. Termasuk lupa kalo udah menang. Yang kalo di tanya. "Elo menang berapa?" Terus dijawab "Enggak kok, gue kalah." Nah kan lupa, padahal yang ditanya udah menang banyak.
Kini Jaka tengah berusaha membidik bola yang diincarnya. Dan setelah dipukul, lagi-lagi bola itu godek dan enggak berhasil memasuki lubang. Jaka pun tampak kesal dan duduk sejenak sambil menyedot minumannya. Ketika baru menaruh minuman itu kembali, tiba-tiba HP-nya berbunyi.
"Hallo…!" sapanya.
"Heh! Elo lagi ngapain?" tanya orang yang menelepon.
"O… lagi main cekian," jawab Jaka. "Eh, elo siapa ya?"
"Ini gue, Dara. Huh dasar! Kalau main judi aja… mau deh ngeluarin duit. Tapi, kalo buat makan… cewek deh di suruh bayar. Dasar kampret loe."
"Sorry, sorry… begitu aja kok ngambek, lain kali kami deh yang bayar."
"Eh, ngomong-ngomong… malam itu elo merhatiin itu-gue ya?" tanya Dara malu-malu.
"Itu-loe’? Apaan sih…?" tanya Jaka bingung.
"Itu… Yang tadi elo bilang di warung."
"O… itu, hehehe emang… sialan loe. Gue ketipu, tau..." kata Jaka.
"Eh, Ka. Gimana kalo minggu depan kita ketemu lagi?" ajak Dara.
"Mmm... gimana ya… nanti deh gue hubungi loe lagi."
"Ya udah, kalo gitu sampai nanti, bye…" pamit Dara.
"Bye…" balas Jaka seraya mematikan HP-nya dan memasukannya ke dalam saku.
"Siapa, Ka?" tanya Randy.
"Dara…" jawab Jaka
"Kenapa, Ka? Dia ngamuk-ngamuk ya?" tanya Randy.
"Mulanya sih iya, tapi kemudian dia malah ngajak kita untuk ketemu lagi."
Usai main cekian, mereka pun segera membahas masalah itu sambil menikmati minuman dingin. Sementara itu di sebuah cafetaria, Dara cs lagi asyik ngobrol bareng.
"Gimana, Ra. Apa mereka mau?" tanya Wita.
"Tenang… Mereka pasti mau. Soalnya nanti Jaka mau menghubungi gue lagi," jelas Dara
"Kalo mereka mau, kita bisa membalas perbuatan mereka kepada kita," kata Wita.
"Iya, Wit. Jika kita menjalankan rencana A, pasti mereka tau rasa," kata Seli.
Dita cuma terdiam mendengarkan pembicaraan mereka sambil menyedot colanya. Sedangkan Dara, Wita, Seli terus berbicara sambil sesekali menikmati cola dan kentang gorengnya masing-masing.