E-Book dan Game Gratis

E-book                      Game & Software
Bagi anda yang ingin membaca secara offline, silakan download format e-book-nya di sini!

Cinta Maya [ Bagian V ]

===================================================
CINTA MAYA
===================================================
Bagian V


Wuss…! Wess…! Wuess…! Angin lembah yang gersang tampak berhembus kencang menggelindingkan semak belukar yang kering, saat itu seorang R-Warrior tampak memacu kudanya dengan kecepatan tinggi sehingga meninggalkan jejak debu yang membumbung tinggi. Rupanya R-warrior tampan itu sedang menuju ke Kota Atap Tanah, sebuah kota yang berada di dalam Goa Gunung Tandus guna menyusul kekasihnya yang sedang berada di kota itu. Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya kesatria itu tiba juga di tempat tujuan. Kini kesatria itu sedang memasuki pintu gua yang lebar, di kanan kirinya tampak berjajar obor-obor yang terus menyala. Tak lama kemudian, kesatria itu sudah berada di gerbang Kota Atap Tanah. Dari tempat itu, tampak ratusan rumah-rumah yang diterangi oleh obor-obor yang terus menyala, tertata dengan rapi bagai kompleks permukiman yang dibangun di atas mangkuk besar dan dinaungi oleh kubah raksasa, yaitu sebuah kubah yang merupakan tanah gunung yang mengeras¾bagai tembikar yang hiasi dengan ukiran yang begitu indah.
Kini kesatria tampan itu mulai menuruni jalan yang berada di tepian mangkuk besar itu, bentuknya menyerupai spiral dan terus melingkar hingga ke dasar mangkuk. Di sepanjang jalan yang berbentuk spiral itu terdapat obor-obor yang terus menyala, berjajar dengan rapi dengan sela kurang lebih lima meter. Kesatria tampan itu terus memacu kudanya menyusuri jalan yang terus menurun, hingga akhirnya dia sampai di pusat kota. Saat itu dia melihat banyak ksatria yang berlalu lalang dengan segala atributnya masing-masing. Para penyihir tampak berjalan dengan mengenakan baju jubah mereka, di tangan mereka tampak tongkat yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Para kesatria pedang, kapak, panah, dan lain lain tampak gagah, berbaju zirah unik dengan menyandang senjata andalan masing-masing. Bentuk dan ukuran senjata yang dibawanya itu pun bermacam-macam, sungguh pemandangan yang membuat Harsya iri dan minder dibuatnya lantaran ia seorang R-Warrior yang masih cupu dikalangan mereka. Namun hal itu tidak berlangsung lama, kini dia sudah melangkah dengan PD dan tidak merasa iri lagi lantaran dia mengetahui kalau semua yang dilihatnya itu cuma semu.
"Hi, Har!" teriak seorang kesatria tampan memanggilnya.
"Hi, Raider!" balas Harsya seraya menghampiri kesatria itu. "Eng... di mana Maya?"
"Santai... dia ada di suatu tempat."
"Ayolah, Raider! Cepat katakan! Dimana dia?"
"Oke.. oke... Sekarang dia lagi ada di kuil lubang semut, di lantai dua tempat monster semut api."
"Oke, thanks Rider," ucap Harsya seraya menaiki kudanya dan memacunya menuju Kuil Lubang Semut yang ada di sebelah Utara kota itu.
Tak lama kemudian, kesatria tampan itu sudah menemui kekasihnya. Kini sepasang kekasih itu sedang berbincang-bincang di sebuah gazebo yang ada di taman Kuil Lubang Semut.
"Ya, sepertinya memang begitu. Sungguh aku tidak menyangka, semakin aku mengenalmu, ternyata kau itu orang yang pintar juga ya," puji Maya.
"O, jadi selama ini kau telah menganggap aku orang yang bodoh?"
"Bu-bukan begitu maksudku, Kak."
"Sudahlah... kau tidak perlu mengelak. Ketahuilah, aku ini memang orang yang bodoh. Buktinya aku ini mau mencintaimu¾seorang S-Archer yang aneh, pemalas, pemarah, egois, dan keras kepala. Dan cintaku itu karena cinta buta. Kini aku tahu kenapa aku bisa mencintaimu, sebab aku tidak begitu serius memainkan game ini lantaran tak ada sangsinya. Jika kita menang, paling-paling kita hanya akan mendapat peringkat tertinggi, dan jika kalah paling cuma sedikit kecewa. Andai di dunia game ini yang kalah akan dieksekusi mati, tentu aku akan berpikir seribu kali untuk menjadi sebodoh sekarang."
"Grr... Kenapa sih Kakak masih menganggapku orang yang aneh, pemalas, pemarah, egois, dan keras kepala? Berkacalah, Kak! Yang seperti itu justru dirimu. Dan mengenai cinta butamu padaku, aku rasa memang demikian. Seperti diriku, yang memang dari semula sudah menganggap dunia game ini hanyalah permainan yang bisa dimainkan dengan santai dan tanpa perlu kesungguhan yang luar biasa. Sebab, seperti katamu tadi. Pada akhirnya tidak ada sesuatu yang bisa didapatkan, selain hanya peringkat tertinggi dan sedikit kekecewaan. Tidak seperti kehidupan kita di dunia nyata, yang menang akan mendapat sorga dan yang kalah akan masuk neraka."
"Ja-jadi kau pun kini sudah memahami hal itu? Bahwa kehidupan kita dunia nyata itu laksana sebuah permainan yang perlu dimainkan dengan penuh kesungguhan?"
"Tentu saja, namun entah kenapa aku belum bisa menjiwainya dengan sepenuh hatiku. Dan karenanyalah, di dunia nyata aku masih tidak begitu mempedulikan dosa. Ketahuilah! Selama ini aku masih lebih mementingkan kesenangan duniawi, yang nyatanya hanya sementara saja."
"Hmm... sungguh mengherankan. Jika kau memang mengetahui itu, kenapa kau tidak bisa menjiwainya?"
"Entahlah, Kak. Mungkin di dunia nyata aku ini orang yang bodoh, atau mungkin karena aku ini orang yang belum bisa memahami arti dari sebuah permainan sehingga aku menjadi bingung dalam menyikapi hidup."
"Ya, aku rasa memang demikian. Memang tidak mudah untuk bisa memahami itu dan meresapinya hingga masuk ke lubuk hati terdalam. Sebab di dalam kehidupan nyata, banyak sekali faktor kendala yang menyebabkan seseorang sulit untuk bisa konsisten dengan tekadnya untuk menjadi lebih baik. Maklumlah, di dunia nyata itu kan ada yang namanya Iblis, makhluk laknat yang sudah begitu memahami arti kehidupan, sehingga dia begitu gigih menginstruksikan kepada tentaranya, yaitu jin dan manusia fasik agar tak kenal lelah terus berupaya keras menjadikan manusia baik-baik sebagai pengikut mereka."
"Ya, karena itulah aku merasa begitu putus asa untuk menjadi lebih baik."
"Sayang... Kau tidak boleh begitu! Ketahuilah… Sejak aku memainkan game ini, Alhamdulillah… aku sudah lebih tahu bagaimana menyikapi kehidupan. Perlu kau ketahui pula, kalau pada masa ini, banyak sekali orang yang masih belum memahami perihal takdir dengan benar, sehingga membuatnya keliru dalam menyikapi kehidupan. Di antaranya, ada segolongan orang yang percaya kalau takdir itu tidak bisa diubah, dan ada golongan lainnya yang percaya kalau takdir itu bisa diubah. Padahal yang benar itu adalah, takdir merupakan ketentuan Allah yang tidak bisa diubah oleh manusia, namun bisa dipilih dengan sehendak hati. Sesungguhnya yang dapat diubah oleh manusia itu hanyalah nasib (berbagai pilihan takdir), yaitu dengan cara memilihnya sesuka hati.

QS-Qaaf 29. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.

Maksud ayat diatas dalam konteks orang yang salah memilih takdir bisa menyebabkannya masuk neraka, dan itu semata-mata karena kesalahannya sendiri yang tidak mau berusaha memilih takdir dengan benar. Karenanyalah tidak ada alasan untuk bisa lolos dari takdir masuk neraka karena sejak semula Allah sudah memberi peringatan dan ancaman. Jika orang memang telah memilih untuk masuk neraka, maka terimalah neraka itu. Sebab, keputusan di sisi-Nya memang telah terprogram seperti itu dan Allah berfirman demikian untuk menyatakan bahwa Allah tetap konsisten terhadap sistem takdir yang telah diprogram-Nya. Dan hal ini tidak bertentangan dengan perkara syafaat Rasulullah, sebab syafaat itu adalah bagian dari sistem pilihan takdir, yang mana diberikan kepada manusia yang sudah memilih takdir untuk memuliakan Rasulullah dengan cara bersalawat dan meneladaninya. Contohnya, seorang yang selama hidupnya selalu bersalawat dan meneladani Rasulullah, namun karena kekhilafan yang tak disadarinya membuatnya masuk neraka. Misalkan ada seorang presiden yang selalu bersalawat dan meneladani Rasulullah, namun pada suatu ketika dia sempat lalai mengambil keputusan yang dianggapnya ringan tanpa memohon petunjuk Allah lebih dulu, sayangnya sebelum dia sempat menyadari kekeliruannya ternyata ajal sudah menjemput, padahal keputusan yang telah diambilnya itu mulai menyebabkan kerusakan di sana-sini. Orang seperti inilah yang bisa disyafaati oleh Rasulullah sehingga masuk surga, padahal seharusnya dia itu masuk neraka akibat dari kesalahan memilih takdir. Begitupun dengan para sahabat Rasulullah yang saling berselisih lantaran kesalahpahaman mereka, sehingga mereka salah dalam memilih takdir, dan akibatnya menyebabkan terjadinya kelunturan ajaran agama Islam sejati. Intinya adalah syafaat hanya diberikan kepada mereka yang sudah level tinggi, namun kalah dalam permainan. Dan tinggi rendahnya level bukanlah berdasarkan usia atau kedudukan sosial, namun berdasarkan nilai ketakwaannya kepada Allah. Karenanya tidak mustahil jika seorang pelajar miskin yang putus sekolah dan status sosialnya pun hanya sebagai pedagang asongan, namun dikarenakan dia pandai dalam memilih takdir bisa menjadikan levelnya lebih tinggi ketimbang seorang presiden yang tak mau memilih takdir dengan benar.

Pada dasarnya takdir terbagi dua, yaitu takdir baik dan buruk yang sudah tertulis di kitab Lauhul Mahfuzh. Takdir yang baik adalah segala hal yang pasti akan dipilih atau tidak akan dipilih oleh manusia, dan jika manusia memilihnya maka dampaknya adalah kebaikan untuk dirinya sendiri. Begitu pun sebaliknya.

QS-Adz Dzaariyaat 22. Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu[1418] dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu[1419].
[1418]. Maksudnya: hujan yang dapat menyuburkan tanaman.
[1419]. Yang dimaksud dengan apa yang dijanjikan kepadamu ialah takdir Allah terhadap tiap-tiap manusia yang telah ditulis di Lauhul mahfudz.


QS-Yusuf 67. Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri."
QS-Yusuf 68. Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

Karena itulah, manusia tidak mungkin bisa menyalahkan Allah jika ia ditimpa kecelakaan karena sebab takdir yang buruk, sebab sesungguhnya manusia itu bisa selamat dari takdir yang buruk jika ia mau berusaha, yaitu dengan cara menuntut ilmu, berdoa—memohon petunjuk dan perlindungan Allah dan berserah diri hanya kepada-Nya.

QS-Al Ahzab 17. Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.

QS-Ar Ra'd 39. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).

Maksud ayat di atas Allah hanya akan menghapus pilihan takdir yang belum terjadi, kemudian menggantinya dengan pilihan takdir yang lain. Hal itu mudah bagi Allah, sebab Allah bisa meng-update Lauhul Mahfuz kapan saja.

Karena itulah, jelas sekali bahwa tidak ada seorang manusia pun yang bisa mengelak dari takdir buruk yang telah Allah tetapkan, kecuali dia memang mau memohon perlindungan kepada-Nya agar diberikan rahmat. Bahkan Rasulullah pun senantiasa memohon perlindungan Allah terhadap takdir buruk yang juga sudah digariskan kepadanya.

Bukhari Muslim 1580. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w selalu memohon perlindungan dari suratan takdir yang buruk, dari ditimpa kecelakaan, dari keghairahan musuh dan dari terkena bala.

Perlu kau ketahui juga May, bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Adil, dan karenanyalah tidak mungkin Allah membedakan takdir kepada setiap hamba-Nya. Sesungguhnya sebelum manusia diciptakan, takdir manusia sudah ditentukan sama, yaitu sama-sama mempunyai potensi yang bisa membuatnya menjadi manusia mulia atau durjana, hidup bahagia atau menderita, masuk surga atau neraka. Sesungguhnya, yang membedakan hanyalah skenario individu, persis seperti pemilihan ras pada saat memulai game online. Dan semua itu tertulis di dalam kitab Lauhul Mahfuzh, yaitu dalam bentuk Matrix Takdir yang sangat rumit. "
"Apa itu Matrix Takdir, Kak?" tanya Maya bingung.
"Eng… Sebenarnya yang kumaksud Matrix Takdir adalah diagram alur yang berpangkal pada suatu kondisi yang akan membawa kepada pilihan kondisi berikutnya. Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan diagram alur yang berbentuk Matrix Takdir berikut ini:
Pria dan wanita bertemu -> menikah atau berzina -> hasilnya nasib anak. Anak halal -> pilihan takdir -> hasilnya mulia atau durjana. Anak haram -> pilihan takdir -> hasilnya mulia atau durjana. Pria dan wanita bertemu -> status kaya atau miskin -> hasilnya nasib anak. Anak kaya -> pilihan takdir -> hasilnya bahagia atau menderita. Anak miskin -> pilihan takdir -> hasilnya bahagia atau menderita. Pria dan wanita bertemu -> status beriman atau kafir -> hasilnya nasib anak. Anak beriman -> pilihan takdir -> hasilnya sorga atau neraka. Anak kafir -> pilihan takdir -> hasilnya sorga atau neraka.

Karena itulah, walau pada mulanya takdir manusia sudah ditentukan sama, namun akan menjadi berbeda setelah adanya berbagai campur tangan manusia lain dan juga takdir yang dipilihnya sendiri. Sebagai anak halal, bukan berarti kelak dia akan menjadi manusia mulia, begitu pun sebaliknya. Menjadi anak kaya, bukan berarti hidupnya akan bahagia, begitu pun sebaliknya. Sebagai anak orang beriman, bukan berarti kelak dia akan terus beriman dan masuk surga, begitupun sebaliknya. Sesungguhnya yang menjadikan dia kelak bahagia atau menderita, masuk surga atau neraka adalah karena usahanya sendiri dalam memilih takdir (berbagai soal ujian), yaitu apakah dia memilih takdir berdasarkan petunjuk Allah atau tidak. Jika ia memilih berdasarkan petunjuk Allah tentu ia akan selamat, begitupun sebaliknya. Dan karena itulah, manusia yang masuk surga itu semata-mata karena rahmat Allah yang mana telah memberikan petunjuk jalan yang lurus kepadanya. Intinya adalah manusia dituntut untuk bisa menyikapi hidup sesuai dengan skenario individu yang dipilihnya sendiri saat masih di alam roh.

Bukhari Muslim 1545. Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w seorang yang benar serta dipercayai bersabda: Kejadian seseorang itu dikumpulkan di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari berikutnya terbentuklah segumpal darah beku. Manakala sudah genap empat puluh hari ketiga bertukar pula menjadi sebongkah daging. Kemudian Allah s.w.t mengutuskan malaikat untuk meniupkan roh serta memerintahkan supaya menulis empat perkara yaitu ditentukan rezeki, tempoh kematian, amalan serta nasibnya, baik mendapat kecelakaan atau kebahagiaan. Maha suci Allah s.w.t di mana tiada Tuhan selainNya. Seandainya seseorang itu melakukan amalan sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni Syurga sehinggalah kehidupannya hanya tinggal sehasta dari tempoh kematiannya, tetapi disebabkan ketentuan takdir niscaya dia akan bertukar dengan melakukan amalan sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni Neraka sehinggalah dia memasukinya. Begitu juga dengan mereka yang melakukan amalan ahli Neraka, tetapi disebabkan oleh ketentuan takdir nescaya dia akan bertukar dengan melakukan amalan sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni Syurga sehinggalah dia memasukinya.

Pada riwayat hadits di atas, mengenai proses penciptaan manusia dan penulisan empat perkara itu sebetulnya juga sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh (Entry Data At Design Time kalau dalam istilah pemprograman). Dan keterangan yang ada pada Hadits tersebut adalah (Update Data At Run Time kalau dalam istilah pemprograman) dengan tujuan memperbaharui data karakter yang sudah ditetapkan pada Lauhul Mahfuzh agar mengikuti keadaan orang tuanya. Misalkan pada saat perancangan karakter si A masih dalam keadaan masih standard (Masih dalam nilai default-nya kalau dalam istilah pemprograman), kemudian diperbaharui mengikuti kondisi terbaru. Misalkan kedua orang tuanya berdoa memohon agar anaknya yang masih dalam kandungan kelak menjadi anak yang sholeh, maka pada saat itulah update data itu dilakukan. Proses di atas mirip dengan pembuatan karakter baru pada saat memulai permainan Game Online, dimana kalau pada Game Online gamer bisa menentukan sendiri akan seperti apa karakternya kelak. Misalkan pada awalnya nilai Dexterity (dex) bernilai 10, kemudian gamer bisa menaikkannya menjadi 12 misalnya. Kemudian nilai Strange (str) bernilai 10, kemudian diturunkan menjadi 8. Dan tujuan gamer mengatur demikian adalah agar karakternya mempunyai bakat memanah yang tangguh misalnya. Dan masih ada lagi nilai-nilai lain yang bisa diubah menurut selera gamer. Karena itulah, dalam kepercayaan sebagian masyarakat Islam, di saat seorang ibu mengandung, maka orang tuanya akan berusaha membentuk karakter anaknya agar menjadi anak yang sholeh dan juga meminta skenario yang tidak terlalu sulit, yaitu dengan cara berdoa memohon kepada Allah. Intinya adalah karakter baru yang akan memasuki dunia permainan secara otomatis akan Allah sesuaikan menurut pilihan skenario individu pilihan roh dan pilihan kedua orang tuanya. Jadi, pilihan orang tua untuk mendoakan anaknya yang masih dalam kandungan adalah pilihan takdir yang dapat mempengaruhi takdir si anak.

Bukhari Muslim 1547 Diriwayatkan daripada Saidina Ali k.w katanya: Ketika aku mengiringi jenazah di perkuburan Baqi' al-Gharqad (di Madinah). Lalu Rasulullah s.a.w menghampiri kami lantas baginda duduk dan kami juga duduk di sekitarnya. Baginda memegang sebatang tongkat dan menghentakkan tongkat itu ke tanah. Baginda kemudian menggariskan tanah dengan tongkat tersebut dan bersabda: Setiap orang dari kamu, setiap jiwa yang bernafas telah ditentukan oleh Allah s.w.t tempatnya di Syurga atau di Neraka. Begitu juga nasibnya telah ditentukan oleh Allah s.w.t, apakah dia mendapat kecelakaan atau kebahagiaan. Saidina Ali k.w berkata: Seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah! Kenapa kita tidak menunggu ketentuan kita terlebih dahulu kemudian barulah memulai amal ibadat? Rasulullah s.a.w bersabda: Siapa saja yang termasuk dalam golongan yang mendapat kebahagiaan, sudah pasti dia mudah melakukan amalan golongan bahagia. Begitu juga siapa saja yang termasuk dalam golongan yang mendapat kecelakaan, dia juga sudah pasti mudah melakukan amalan golongan celaka. Baginda bersabda lagi: Lakukanlah amalan karena segala-galanya dipermudahkan. Golongan yang mendapat kebahagiaan akan dipermudahkan melakukan amalan golongan yang mendapat kebahagiaan. Manakala golongan celaka pula akan dipermudahkan melakukan amalan golongan celaka. Seterusnya baginda membaca ayat Yang bermaksud: Adapun orang yang memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan bertakwa dengan mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan segala larangannya serta dia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik, maka sesungguhnya kami akan memberikan dia kemudahan untuk mendapat kesenangan Syurga. Sebaliknya orang yang bakhil daripada berbuat kebajikan dan merasakan cukup dengan kekayaannya dan kemewahannya serta dia mendustakan perkara yang baik, maka sesungguhnya kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesusahan dan kesengsaraan

Bukhari Muslim 1302. Diriwayatkan daripada Abdullah bin Abbas r.a katanya: Sesungguhnya Umar bin al-Khattab pergi ke Syam. Apabila sampai ke sebuah dusun yang bernama Sarghi, beliau telah dikunjungi oleh penduduk di sekitarnya, iaitu Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan para pengikutnya. Mereka mengabarkan bahwa wabah (penyakit taun) telah berjangkit di Syam. Ibnu Abbas berkata setelah mendengar berita itu, Umar berkata: Coba panggilkan para Sahabat Muhajirin yang pertama. Aku melaksanakan perintah Umar. Umar mengajak mereka berbincang dan memberitahu kepada mereka bahwa wabah telah berjangkit di Syam. Mereka telah berbeda-beda pendapat mengenai berita tersebut. Sebagian di antara mereka berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan yang besar, jadi kami tidak sependapat sekiranya engkau pulang. Sebagian yang lain pun berkata: Engkau diikuti oleh orang ramai dan para Sahabat Rasulullah s.a.w, jadi kami tidak setuju apabila engkau membawa mereka menuju ke wabah ini. Umar berkata: Tinggalkanlah aku! Kemudian beliau berkata lagi: Tolong panggilkan para sahabat Ansar. Aku pun memanggil mereka. Ketika mereka diminta berbincang, mereka telah berbeda-beda pendapat sebagaimana para sahabat Muhajirin. Umar berkata: Tinggalkanlah aku! Lalu beliau berkata lagi: Tolong panggilkan para pembesar Quraisy yang berhijrah sewaktu penaklukan dan sekarang mereka berada di sana. Aku memanggil mereka dan ternyata mereka telah sepakat kemudian berkata: Menurut kami, sebaik-baiknya engkau bawa saja mereka pulang dan tidak mengajak mereka memasuki kawasan wabah ini. Lalu Umar menyeru di tengah-tengah orang ramai: Aku akan memandu tungganganku untuk pulang, pulanglah bersamaku. Abu Ubaidah bin al-Jarrah bertanya: Apakah itu berarti lari dari takdir Allah? Umar menjawab: Harapnya bukan engkau yang bertanya wahai Abu Ubaidah! Memang Umar tidak suka berselisih pendapat dengan Abu Ubaidah. Ya, kita lari dari ketentuan (takdir) Allah untuk menuju kepada takdir Allah yang lain. Apakah pendapatmu seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu lembah yang mempunyai dua keadaan, satunya subur dan satu lagi tandus. Adakah jika engkau mengembalanya pada tempat yang subur itu bukan berarti engkau mengembalanya karena takdir Allah? Begitu pula sebaliknya, bukankah engkau mengembalanya karena takdir Allah juga? Lalu datanglah Abdul Rahman bin Auf yang baru saja tiba dari suatu keperluan. Beliau berkata: Sesungguhnya aku mempunyai pengetahuan mengenai masalah ini. Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila kamu mendengar terdapat wabah di suatu daerah, maka janganlah kamu mendatanginya. Sebaliknya, kalaulah wabah itu berjangkit di suatu daerah sedangkan kamu berada di sana maka janganlah kamu keluar melarikan diri daripadanya. Mendengar kata-kata itu Umar bin al-Khattab memuji Allah, kemudian beredar meninggalkan tempat itu

Hadits di atas jelas sekali memperlihatkan perihal pilihan, bahwa manusia itu dengan segala pengetahuannya diperkenankan untuk memilih yang terbaik, dan pilihan yang terbaik itu haruslah dengan petunjuk Allah. Sebab, baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah. Karena itulah, sebagai manusia yang berakal tentu kini bisa menyimpulkan bahwa segala peristiwa yang kita alami, baik itu yang baik maupun yang buruk jelas merupakan takdir Allah. Dan semuanya itu adalah rentetan ujian yang membuat manusia betul-betul bisa lulus uji sebagai hamba Allah yang paling sempurna lagi mulia dan memang sangat pantas menyandang gelar khalifah. Sebab, sebelum manusia diciptakan jin lah yang lebih dulu diciptakan dan dipercaya menyandang gelar itu, namun ternyata tidak ada seorang jin pun yang teruji mampu menjadi khalifah. Karena itulah, akhirnya Allah menciptakan manusia untuk menggantikan peran jin sebagai khalifah. Dan karena itu pula, pada saat itu malaikat dan jin diperintah untuk bersujud kepada Adam. Namun, jin yang paling soleh dari golongannya pun akhirnya menjadi takabur, dan hal itu semakin membuktikan kalau golongan jin memang tidak pantas menyandang gelar itu. Sebab, seorang khalifah adalah pemimpin yang memimpin berdasarkan perintah Allah yang diakuinya sebagai pimpinan tertinggi. Dialah jin yang bernama Iblis, pimpinan bangsa jin yang terbukti memang tak pantas menyandang gelar khalifah.

Al Hijr 26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Al Hijr 27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.
Al Hijr 28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,

Al Hijr 29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796].
[796]. Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.

Al Kahfi 50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam [884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.
884. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Karenanyalah, manusia yang telah dipercaya sebagai khalifah tidak sepantasnya menjadikan Iblis sebagai pimpinan tertinggi, begitupun menjadikan manusia sebagai pimpinan tertinggi, yaitu dengan mengikuti segala aturan buatan manusia yang menyimpang dari aturan Allah. Sebab, manusia yang berani membuat aturan menyimpang dari aturan Allah adalah dari golongan syetan. Manusia yang lulus uji sebagai khalifah adalah manusia yang mampu memimpin berdasarkan aturan Allah, minimal dalam memimpin dirinya sendiri.

Al Baqarah 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Ayat diatas menjelaskan perihal malaikat yang tidak percaya kalau makhluk yang dari tanah bisa menjadi khalifah. Sebab, jin saja yang terbuat dari api tidak mampu menjadi khalifah, apa lagi cuma dari tanah, dan yang pantas menjadi khalifah itu seharusnya malaikat karena mereka senantiasa bertasbih dengan memuji Allah dan mensucikan-Nya. Lantas Allah pun berfirman "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Al Baqarah 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"

Al Baqarah 32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
[35]. Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

Al Baqarah 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

Al Baqarah 34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
[36]. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Lantas untuk membuktikan kepada malaikat dan jin kalau manusia itu memang lebih pantas menyandang gelar itu, maka ujian pertama untuk manusia pun dimulai, yaitu Nabi Adam dan istrinya dilarang untuk mendekati sebuah pohon yang ada di surga.

Al Baqarah 35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini[37], yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
[37]. Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.

Al Baqarah 36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari keadaan semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
[38]. Adam dan Hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. Yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah Iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.
[39]. Maksud keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.


Al Baqarah 37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[40]. Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.

Al Baqarah 38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

Al Baqarah 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Begitulah cara Allah hendak menguji manusia, dan semua kejadian itu sudah ditetapkan sejak 40 tahun sebelum Nabi Adam diciptakan, jika 40 tahun yang dimaksud itu adalah perhitungan akhirat maka akan menjadi 1440000 tahun menurut perhitungan kita (aslinya 1 tahun 360 hari bukan 365, yaitu sebelum terjadinya perubahan rotasi bumi), dan semua kejadian itu merupakan skenario penting yang Allah tetapkan guna memulai masa ujian manusia.

Bukhari Muslim 1549 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Nabi Adam berhujah dengan Nabi Musa a.s, di mana Nabi Musa berkata: Wahai Adam, kamu adalah ayahku. Kamu menghampakan aku dan kamu keluarkan aku dari Syurga. Nabi Adam menjawab: Kamu Musa. Allah s.w.t telah memilihmu dengan kalamNya. Allah s.w.t menulis untukmu dengan tanganNya (kuasa). Apakah kamu akan mencelaku terhadap sesuatu yang berlaku dengan ketetapan Allah s.w.t, di mana ianya telah ditetapkan sejak empat puluh tahun sebelum aku di ciptakan. Nabi s.a.w bersabda: Akhirnya Nabi Adam a.s tetap berhujah (mengemukakan dalil) dengan Nabi Musa a.s. Akhirnya Nabi Adam a.s tetap berhujah (mengemukakan dalil) dengan Nabi Musa a.s

Al A'raaf 11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Al A'raaf 12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."

Al A'raaf 13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina."

Al A'raaf 14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan."
[529]. Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya. (Atau bisa juga diartikan Iblis ingin membuktikan keyakinannya bahwa manusia itu memang tidak lebih unggul darinya, dan dia pun ingin mengujinya sendiri. )

Al A'raaf 15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

Al A'raaf 16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

Al A'raaf 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Al A'raaf 18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya."

Al A'raaf 19. (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim."

Al A'raaf 20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)."

Al A'raaf 21. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",

Al A'raaf 22. maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

Al A'raaf 23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Al A'raaf 24. Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan."

Al A'raaf 25. Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.

Al A'raaf 26. Hai anak Adam[530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa[531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
[530]. Maksudnya ialah: umat manusia
[531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.


Al A'raaf 27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

Karena itulah, pada suatu hari nanti akan ada seorang manusia biasa (bukan rasul) yang akan menjadi bukti kalau manusia itu memang pantas menyandang gelar khalifah. Dialah Al-Mahdi (pemberi petunjuk ke arah kebenaran) sang Khalifah yang akan memimpin umat manusia berdasarkan hukum Allah, seorang pemimpin yang memahami dunia ini hanyalah permainan yang sengaja diciptakan Allah guna memperlihatkan/membuktikan ilmu-Nya yang maha luas kepada kedua makhluk-Nya yang lain, yaitu malaikat dan jin. Ia (Al-Mahdi) menyadari sepenuhnya bahwa dirinya diciptakan adalah untuk menjadi bukti kalau perangkat akal manusia yang diciptakan Allah ternyata memang lebih unggul, dan karenanyalah manusia memang sudah sepantasnya dihormati oleh malaikat dan jin karena teruji mampu menjadi khalifah. Buktinya, dengan akalnyalah dia mampu menentukan pilihan untuk mengungkap siapa jati dirinya, dan juga apa yang harus dilakukannya, dan dengan akalnya pulalah dia mampu menentukan pilihan untuk mengungkap tujuan penciptaannya, yang mana semua itu adalah buah dari ketakwaannya kepada Allah, yang mana Allah akan selalu merahmati orang-orang yang selalu bertakwa kepada-Nya, yaitu dengan memberikan petunjuk jalan lurus kepadanya.

Al A'raaf 156. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."

Nah, Maya kekasihku… Kesadaran murni inilah yang dinamakan fase Akal adalah Aql, dimana Akal (nalar/pikiran lahiriah) sudah setaraf Aql (nalar/pikiran rohaniah) dalam hal keimanan kepada Allah. Aql inilah yang dulu mengambil keputusan untuk menerima perjanjian saat di alam roh, dan Allah telah menciptakan Aql dengan sempurna, yaitu ‘data basenya’ langsung Allah yang mengisinya, sehingga Aql langsung cerdas dan dapat mengenal penciptanya, sedangkan Akal adalah ‘program Artificial Inteligent’ (kecerdasan buatan) yang sedang diuji, atau Aql yang ‘data basenya’ sengaja dikosongkan dan dibiarkan terisi dengan sendirinya. Untuk lebih mempermudah pemahaman ini, bagaimana kalau kita ibaratkan Roh yang ber-Aql adalah manusia saat memainkan game online, dan Manusia yang ber-Akal adalah karakter dalam game online. Semoga dengan begitu kau bisa memahami perbedaan ‘Akal’ dengan ‘Aql’.

Al An'aam 165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al Maa'idah 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
[421]. Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.
[422]. Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.


Al A'raaf 172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Al Hadiid 8. Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman[1457].

[1457]. Yang dimaksud dengan perjanjianmu ialah perjanjian ruh Bani Adam sebelum dilahirkan ke dunia bahwa dia mengakui (naik saksi), bahwa Tuhan-nya ialah Allah, seperti tersebut dalam ayat 172 surat Al A´raaf.


Dan jika sudah terbukti keunggulan akal manusia, yang mana telah mampu memilih sesuai dengan keinginan Allah dan juga memahami hakikat penciptaannya dengan sesadar-sadarnya (Aql sudah setaraf dengan Akal), maka akan segera berakhirlah masa ujian manusia. Karena itulah, saat kedatangan AL-Mahdi banyak orang akan mempunyai kesadaran murni sehingga mereka akan menyadari tujuan hidupnya, dan mereka akan saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Saat itulah Islam mulai bangkit, hingga akhirnya seluruh umat manusia akan merasakan suatu masa keemasan Islam yang terbaik sepanjang sejarah, dan semua itu karena umat manusia sudah berhasil menjadi khalifah baik bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dan dipenghujung masa keemasan itu, banyak orang akan kembali sesat karena suatu sebab. Pada masa itu, orang-orang mulai meragukan kalau dunia ini hanyalah permainan, sehingga mereka pun akhirnya tak mau lagi berlomba-lomba dalam kebaikan dan akibatnya kehidupan dunia akan kembali kelam. Saat itulah kiamat akan tiba sesuai dengan skenarionya, dan setelah itu saatnyalah untuk memilah mana manusia yang sukses dengan akalnya dan yang tidak, yang sukses akan masuk surga karena telah memenuhi janji untuk beriman kepada Allah dalam mengungkap ilmu-Nya, dan yang tidak jelas sangat mengecewakan dan memang sudah sepantasnya diganjar hukuman. Sesuai dengan janji Allah kepada Iblis dalam surat Al A'raaf ayat 18.
Subhanallah… Ternyata manusia yang diciptakan dari tanah akhirnya terbukti mampu mengungguli kemampuan akal para makhluk yang terbuat dari cahaya (Malaikat) dan api (Jin). Dan semua perkara itu memang telah tergambar jelas dalam surat Al Baqarah 30-34, dan di beberapa surat lain yang serupa. Sesungguhnya Allah memang ingin membuktikan ilmu-Nya kepada Malaikat yang meragukannya, dan kepada jin yang tidak percaya. Konon ada dua malaikat yang meragukan ingin menguji akal mereka, lantas keduanya pun dilengkapi dengan ego dan nurani, dan ternyata keduanya pun gagal. Mereka tidak lulus uji untuk tidak mengajarkan sihir kepada jin dan manusia. Wallahu’alam…

Al Baqarah 102. Dan mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.

[77]. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[78]. Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.

[79]. Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.


Karena itulah, sesungguhnya kehidupan di dunia ini jelas hanya permainan. Dan permainan yang diciptakan Allah ini bukanlah untuk main-main, melainkan lebih kepada bentuk penghambaan kepada Allah dalam upaya mengungkap ilmu-Nya, dimana seharusnya manusia mau lebih serius untuk membuktikan kebenaran ilmu Allah itu. Dan karenanyalah, Allah ‘sangat senang’ jika apa yang diciptakannya itu (Akal), yang dari semula tidak tahu apa-apa bisa jadi mengenal-Nya dan menghamba pada-Nya, semata-mata karena kemauan dan hasil usahanya sendiri dalam memilih takdir. Bukankah Allah telah menciptakan Aql dengan data base yang langsung beriman dan taat kepada Allah, dan setelah di kosongkan (menjadi Akal) ternyata masih mampu untuk beriman dan taat kepada-Nya. Hebat sekali bukan? Maka dengan begitu tidak akan ada lagi keraguan akan kebenaran Allah. Ya, itulah hakikat hidup yang sebenarnya kenapa kita diciptakan, dan itu semua demi memuaskan bangsa malaikat dan bangsa jin, agar mereka benar-benar yakin kalau Allah menyuruh mereka untuk sujud kepada manusia adalah perkara yang benar. Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Maha adil lagi Maha Bijaksana.
Karena itulah taatlah hanya kepada Allah, dan buktikan kalau akal kita memang berfungsi dengan baik. Sesungguhnya akal kita itu adalah untuk memilah mana yang baik dan yang tidak. Memilih yang baik dan merasa senang karenanya berarti taat kepada Allah, namun jika tidak artinya durhaka kepada Allah. Karena itulah, taat merupakan takdir manusia menuju surga. Percayalah, kalau pada akhirnya semua ujian pasti akan berakhir dan Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap hamba ciptaan-Nya yang berhasil.

Allah SWT berfirman. Al 'Ankabuut 64. Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

Al Hadiid 20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Bukhari Muslim. Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Sesungguhnya Nabi s.a.w bersabda: Ya Allah! Tidak ada kehidupan yang kekal sama sekali kecuali kehidupan di Akhirat. Maka ampunkanlah orang-orang Ansar dan Muhajirin.

Jika manusia bisa memahami hal ini dengan baik, tentu dia tidak akan merasa sombong, dan tidak akan mau menyerah kalah di dalam permainan dunia ini. Bukankah tata cara memainkan permainan di dunia ini sebetulnya mudah, yaitu hanya mengenai takwa, yang misi dan semua peraturannya juga sudah jelas ada di dalam Al-Quran. Score-nya pun ada, yaitu pahala dan dosa, yang kelak akan menjadi penentu kita kalah atau menang. Kalau menang kita akan dihadiahkan surga, dan kalau kalah tentu akan dihadiahkan neraka. Walaupun di setiap permainan ada tingkat kesulitannya, namun tingkat kesulitan itu tidak akan melebihi kemampuan manusia, melainkan disesuaikan dengan tingkat kemuliaan manusia. Persis seperti tingkat kesulitan dalam game online, yang mana karakter level I jelas telah disediakan pula monster level I yang pasti bisa dibunuhnya. Dan di dalam setiap permainan, tentu dibutuhkan kejujuran, dan gamer yang jujur itulah yang pantas diberikan penghargaan. Gamer yang paling dibenci programmer adalah gamer yang tidak jujur, alias suka main curang. Kalau di dalam dunia game online dikenal dengan istilah cheater, yaitu orang yang meminta bantuan hacker untuk mengakali dunia game. Kalau di dunia kita, mereka itu adalah para tukang sihir, yaitu orang-orang yang meminta bantuan jin agar bisa memanipulasi hukum ketentuan Allah. Karena itulah Allah sangat membenci orang-orang yang mengerjakan sihir.

Bukhari Muslim 55 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah telah bersabda: Jauhilah tujuh perkara yang dapat membinasakan kamu yaitu menyebabkan kamu masuk Neraka atau dilaknati oleh Allah. Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah tujuh perkara itu? Rasulullah bersabda: Mensyirikkan Allah yaitu menyekutukanNya, melakukan perbuatan sihir, membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah melainkan dengan hak, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari dari medan pertempuran dan memfitnah perempuan-perempuan yang baik yaitu yang boleh dikawini serta menjaga maruah dirinya, juga perempuan yang tidak memikirkan untuk melakukan perbuatan jahat serta perempuan yang beriman dengan Allah dan RasulNya dengan fitnah melakukan perbuatan zina.

Lantas untuk melindungi orang beriman dari sihir, maka Allah pun mengajarkan manusia untuk melindungi dan melawan sihir dengan rukyah, dan mengaruniakan kelebihan kepada orang beriman untuk menyaingi sihir dengan karomah (untuk manusia biasa) dan Mukjizat (untuk para rasul).

Bukhari Muslim 1283 Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah di sihir oleh seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin al-A'sham sehingga Rasulullah s.a.w merasakan seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh baginda. Pada suatu hari atau pada suatu malam Rasulullah s.a.w berdoa dan terus berdoa, kemudiannya bersabda: Wahai Aisyah, apakah engkau merasa bahwa Allah memberiku pertunjuk mengenai apa yang aku tanyakan kepadaNya? Dua Malaikat telah datang kepadaku. Salah satu di antara keduanya duduk di samping kepalaku, kemudian yang satu lagi duduk dekat kakiku. Malaikat yang berada di samping kepalaku berkata kepada Malaikat yang berada dekat kakiku atau sebaliknya (bercakap-cakap): Apa sakit orang ini? Yang ditanya menjawab: Tersihir. Seorang lagi bertanya: Siapakah yang menyihirnya? Yang satu lagi menjawab: Labid bin al-A'sham Salah seorang bertanya: Di manakah sihir itu ditempatkan? Yang satu lagi menjawab: Pada sikat dan rambut gugur yang berada di sikat serta pundi-pundi yang diperbuat dari kurma jantan. Salah seorang bertanya: Di manakah benda itu diletakkan? Yang satu lagi menjawab: Di dalam telaga Zu Arwan. Aisyah menyambung lagi: Lalu Rasulullah s.a.w pergi ke telaga tersebut bersama beberapa orang Sahabat baginda. Kemudian baginda bersabda: Wahai Aisyah demi Allah, seakan-akan air telaga itu berwarna inai (berwarna kuning kemerah-merahan), kemudian pokok-pokok kurma yang ada di situ bagaikan kepala-kepala syaitan. Aku (Aisyah) bertanya: Ya Rasulullah, Mengapakah engkau tidak membakar saja benda itu? Rasulullah s.a.w menjawab: Tidak. Mengenai diriku, Allah telah berjanji menyembuhkanku dan aku tidak suka membuatkan orang ramai menjadi resah, kerana itulah aku menyuruh menanamnya.

Jika dicermati, hadits diatas merupakan skenario Allah untuk mengajarkan manusia perihal rukyah, yaitu melalui Nabi Muhammad S.A.W dengan menurunkan surat AL-FALAQ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609],
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

[1609]. Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut.

Karena itulah, di dunia kita ini banyak sekali orang yang mengaku muslim atau bahkan pada tingkat pejabat tinggi, yang ternyata masih belum mempunyai kesadaran murni, sehingga mereka masih seenaknya bermain curang dengan yang namanya sihir. Contohnya ialah orang-orang yang menggunakan benda-benda bertuah atau jimat yang fungsinya adalah memanipulasi hukum ketentuan Allah. Juga yang menggunakan susuk, pengasihan, ilmu pelet, dan lain sebagainya yang tujuannya adalah memanipulasi hukum ketentuan Allah. Dan akibat dari sihir yang dilakukan oleh manusia yang bersekutu dengan jin adalah membuat level yang semula mudah dilalui akan menjadi lebih sulit lantaran adanya kecurangan. Namun tingkat kesulitan karena pengaruh sihir itu masih belum seberapa, sebab masih bisa dieliminasi dengan rukyah. Sesungguhnya tingkat kesulitan yang paling tinggi di dalam permainan takwa ini adalah sikap tetap "konsisten", yang mana manusia dituntut untuk mau mengamalkan segala perbuatan baik yang telah diimaninya benar, lalu mau terus mengamalkannya hingga ajal menjemput. Sungguh hal itu bagaikan meniti langkah di atas helai rambut yang dibelah tujuh. Namun begitu, ada sebuah cara mempuni guna bisa melewatinya, yaitu dengan cara mengikuti petunjuk dari Game Master permainan ini, yaitu Baginda Muhammad Rasulullah S.A.W, yang mana beliau telah mengungkapkannya dalam bentuk perbuatan dan juga perkataan, yang mana bisa menjadi teladan untuk umat manusia. Salah satunya adalah dengan cara menegakkan syariat Islam agar orang bisa lebih mudah untuk bisa bertakwa.

Thaahaa 113. Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.

Al A'raaf 35. Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al A'raaf 36. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Karena itulah, seharusnya apapun yang terjadi di dalam permainan takwa ini dapat dinikmati dengan tanpa beban sama sekali, kala suka ia akan bersyukur dan saat duka ia akan bersabar. Karenanyalah, untuk apa merasa sombong dengan berbagai hal yang cuma bagian dari permainan semu, dan untuk apa begitu kehilangan dan berputus asa terhadap sesuatu yang juga cuma bagian permainan semu. Seandainya manusia mau menyadari kalau semua perkara yang ada di dunia ini semu, tentulah manusia bisa menikmati permainan yang diciptakan Allah SWT ini dengan sebaik-baiknya, yaitu berusaha meraih kemenangan dengan cara bertakwa kepada Allah SWT. Karenanyalah, sebagai gamer (pemain) sejati seharusnya manusia memang berusaha untuk menang, yaitu dengan mengumpulkan point pahala sebanyak mungkin. Untuk itulah kita diharapkan bisa menjadi seorang gamer yang mampu memenangkan permainan di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Sebab, tingkatan level yang diberikan kepada kita jelas sudah terukur dan mampu kita lewati.

Al Mu'minuun 62. Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran[1010], dan mereka tidak dianiaya.
[1010]. Maksudnya: Kitab tempat malaikat-malaikat menuliskan perbuatan-perbuatan seseorang, biarpun buruk atau baik, yang akan dibacakan di hari kiamat (Lihat surat Al-Jatsiyah ayat 29).
Al Jaatsiyah 29. (Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan."
Al Qamar 49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Al Furqaan 2. yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[1053].
[1053]. Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.

Mayaku sayang… Seandainya kau adalah seorang gamer yang masih pemula alias masih cupu, kau bisa dengan mudah mengumpulkan point pahala sesuai dengan tingkatan level yang sesuai dengan tingkatan level-mu. Misalkan saat kau mau makan atau minum, atau ketika melakukan aktifitas keseharian yang Allah ridhai dengan diawali membaca basmalah dan menyudahinya dengan hamdalah, maka kau akan mendapat point pahala. Juga ketika kau menemukan benda berbahaya di jalan, seperti duri, paku, beling, dan lain sebagainya. Karena khawatir bisa membahayakan gamer lain, lantas kau segera menyingkirkannya dengan niat mendapatkan pahala dari Allah SWT. Yaitu dengan mengucap, Bismilah… aku singkirkan benda berbahaya ini ikhlas karena Allah. Setelah benda itu kau singkirkan, lantas kau segera mengucap Alhamdulillah benda berbahaya itu berhasil kusingkirkan… maka dari usahamu itu tentu akan mendapat point pahala. Apalagi jika kau mau mengajarkan hal yang baik itu kepada temanmu, tentu kau juga akan mendapat point pahala jika temanmu itu mau melakukan perbuatan yang kau ajarkan itu. Dan jika temanmu itu mengajarkannya lagi kepada temannya yang lain, dan temannya itu juga melakukan perbuatan baik itu, maka kau akan mendapatkan point pahala yang sama seperti orang itu. Itulah yang dinamakan investasi ilmu, layaknya matrix MLM saja. Intinya adalah, semua perbuatan baik yang dilakukan dan diniatkan semata-mata mendapat pahala dari Allah, maka ia akan mendapatkan point pahala. Baik itu perbuatan ringan hingga sampai ke perbuatan yang mengorbankan jiwa raga. Begitupun dengan perbuatan jahat, akan mendapat point dosa, apalagi jika sampai mengajarkannya kepada orang lain, maka dia sudah berinvestasi ilmu untuk meningkatkan point dosanya. Misalkan ada seorang artis yang mempertontonkan auratnya, lantas dia dicontoh oleh seorang penggemarnya. Dan setiap kali si penggemar mempertontonkan auratnya, maka si artis akan mendapatkan point dosa sama seperti yang didapatkan oleh penggemarnya. Sebab, secara tidak langsung si artis sudah mengajarkan hal itu kepada para penggemarnya. Beruntung jika si artis mau segera bertobat, sehingga investasi dosanya bisa segera terhapus. Kalau tidak, bisa-bisa point dosa akan terus mengalir tanpa dia sadari. Rugi sekali kan?

An Nisaa' 85. Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik[325], niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk[326], niscaya ia akan memikul bagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[325]. Syafa'at yang baik ialah: setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan.
[326]. Syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.


Al Baqarah 110. Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

Al Baqarah 261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
[166]. Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain. (Sedangkan Ilmu adalah harta yang tak ternilai harganya).

Bukhari Muslim 448 Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Tidak boleh iri hati kecuali terhadap dua perkara yaitu terhadap seseorang yang dikurniakan oleh Allah harta kekayaan tapi dia memanfaatkannya untuk urusan kebenaran (kebaikan). Juga seseorang yang diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah lalu dia memanfaatkannya (dengan kebenaran) serta mengajarkannya kepada orang lain.

Karenanya itulah, hanya gamer bodoh saja yang memainkan permainan dengan tidak serius alias cuma main-main, dia tidak mau mengumpulkan point pahala tapi justru mengumpulkan point dosa yang justru bisa membuatnya kalah. Gamer sejati adalah gamer yang produktif yang tidak mau menyia-nyiakan waktunya begitu saja. Dengan penuh semangat dia akan berusaha mengumpulkan point pahala sesuai dengan tingkatan levelnya.

Al An'aam 70. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
[485]. Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh.
[486]. Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh.


Al Baqarah 148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Karenanyalah, gamer sejati akan berusaha untuk mengumpulkan point pahala dengan bersungguh-sungguh, baik dengan jalan ibadah ritual (menjalin hubungan dengan Allah SWT), maupun secara sosial (menjalin hubungan dengan sesama gamer). Dan hanya gamer yang bersyahadatlah yang akan mendapat point pahala, yaitu gamer yang mengakui Allah sebagai Tuhannya, dan Muhammad S.A.W sebagai rasul utusan-Nya.

Al Furqaan 23. Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan[1062], lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
[1062]. Yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.

Karena itulah, aku mohon jangan sia-sia kan waktumu untuk meningkatkan point pahala, Insya Allah dengan begitu kau akan menjadi seorang pemain yang memenangkan permainan yang Allah ciptakan ini," jelas Harsya panjang lebar.
Maya terdiam sambil merenungkan penjelasan Harsya barusan. "Eng… lalu bagaimana dengan ajal, usaha, doa, tawakal, keajaiban, syukur, ujian, dan sabar?" tanya Maya kemudian.
"Ketahuilah May, bahwa sebelum manusia diciptakan, Allah telah menentukan waktu kematian bagi setiap hamba-Nya, dan itulah yang disebut ajal. Pada mulanya, waktu kematian manusia sudah ditentukan sama (Default Value kalau dalam istilah pemprograman), dan lamanya disesuaikan dengan zaman di mana dia hidup. Namun, waktu kematian itu bisa saja berubah, sesuai dengan takdir yang dipilih oleh manusia itu sendiri, baik itu pilihan manusia yang bersangkutan, maupun pilihan manusia lain. Misalkan manusia zaman sekarang diberi nilai awal untuk hidup selama 100 tahun, dan nilai itu akan berubah sesuai dengan takdir yang dipilihnya. Seorang yang bunuh diri misalnya, waktu kematiannya adalah akibat dari pilihan takdir yang dipilihnya sendiri. Begitu pun orang yang di bunuh, waktu kematiannya adalah akibat dari pilihan takdir yang dipilih oleh manusia lain. Selain itu, nilai 100 bisa saja berubah menjadi 110 misalnya, dan itu disebabkan pilihan manusia dalam menjaga kualitas kesehatan jasmani dan rohaninya, atau akibat dari pilihan orang lain yang mendoakan agar dia diberikan umur panjang.
Ajal terbagi dua, yaitu ajal yang diridhai Allah dan Ajal yang tidak diridhai Allah. Ajal yang diridhai Allah adalah proses kematian yang tidak akan dimintai pertanggungjawaban, sebab proses kematian itu memang diluar kesanggupan manusia dalam menghindarinya. Sedangkan Ajal yang tidak diridhai Allah adalah proses kematian yang harus dipertanggungjawabkan, sebab proses kematiannya bukan karena manusia tak mampu menghindarinya, namun dikarenakan kemalasan manusia dalam berusaha memilih takdir yang baik. Karena itulah, ketika seseorang menyebrang jalan, tidak cukup hanya dengan tengok kiri kanan, tapi juga perlu berdoa untuk memohon keselamatan dan bertawakal (mempasrahkan diri kepada Allah terhadap apa yang akan terjadi). Dengan begitu, seadainya ada mobil yang tiba-tiba lewat dengan kecepatan tinggi dan hampir menabraknya, maka secara otomatis dia akan dilindungi dari marabahaya yang akan menimpanya dengan perantara malaikat misalnya, itulah yang dinamakan keajaiban. Sebab, malaikat itu juga bagian dari sistem takdir yang sudah ditetapkan Allah, yaitu bilamana manusia sudah berusaha, berdoa dan bertawakal kepada Allah, maka sistem keajaiban ini akan bekerja. Karena itulah, manusia yang mendapat nikmat berupa keajaiban seperti itu sudah selayaknya untuk bersyukur kepada Allah.
Sebetulnya, sistem keajaiban itu terbagi dua, yaitu keajaiban nyata dan kejaiban tersamar. Keajaiban nyata adalah peristiwa yang seperti contoh diatas, sedangkan keajaiban tersamar adalah keajaiban yang tanpa kita sadari sudah menolong kita. Misalkan ada seseorang sedang menyebrang jalan, dan sesuai dengan takdir yang sudah ditetapkan Allah, saat berada di tengah jalan dia pasti akan tertabrak mobil lantaran si pengemudi lalai karena terpana melihat gadis cantik bergaun mini yang berdiri dipinggir jalan misalnya. Namun karena sebelum menyeberang dia sudah tengok kiri-kanan, kemudian juga sudah berdoa dan bertawakal, maka sistem keajaiban akan bekerja tanpa dia sadari. Misalkan, pada saat mobil itu masih dalam jarak 500 meter, entah dari mana datangnya, lantas di depan mobil itu melintas malaikat yang menyerupai orang tua misalnya, kemudian secara otomatis pengemudi mobil itu jadi terpaksa mengurangi kecepatannya lantaran takut menabrak orang tua tadi. Dan akibatnya, secara otomatis pula waktu orang tadi menyebrang dan waktu saat si pengemudi melihat wanita cantik tadi menjadi berubah, dan akhirnya orang yang menyebrang tadi pun selamat dari tertabrak. Itulah keajaiban tersamar, yang sudah seharusnya si penyeberang mesyukurinya karena kejaiban tersamar itu merupakan nikmat dari Allah, yaitu mengucapkan hamdalah setelah dia selamat sampai di seberang. Contoh keajaiban tersamar yang lain adalah, orang yang bunuh diri bisa saja tidak mati akibat dari pilihan orang lain yang mendoakan keselamatannya, begitupun orang yang di bunuh tidak akan mati akibat dari pilihan orang lain yang mendoakan keselamatannya.
Karena itulah, jangan pernah mengira kalau suatu bala yang menimpa manusia bukanlah akibat dari kesalahan manusia itu sendiri. Ketahuilah, jika saat menyebrang manusia tidak mau berhati-hati dan juga tidak mau berdoa dan bertawakal, maka jelas dia sudah salah memilih takdir. Sebab, sikap kehati-hatian, doa, dan tawakal adalah bagian dari pilihan takdir. Jika manusia memang sudah berusaha dengan baik dan juga sudah memohon perlindungan Allah dan bertawakal, namun ternyata ia masih juga celaka, maka itu adalah sebuah ujian tambahan untuknya (bonus scenario atau secret scenario kalau di dunia game), Bonus skenario atau scenario inilah yang dapat menghapuskan dosa dan meningkatkan level kemuliaan seseorang dengan lebih cepat. Namun jika ia sampai meninggal, maka itu adalah ajal yang memang sudah ditetapkan Allah atas dirinya lantaran Allah memang menghendakinya demikian. Sebab Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang mungkin saja begitu menyayanginya, sehingga dia tidak perlu lagi meneruskan ujian lantaran dianggap sudah lulus uji, seperti yang dialami para pelaku jihad fisabillilah. Mereka yang benar-benar ikhlas berjihad ternyata ada yang gugur dan ada yang tidak, dan mereka yang gugur jelas karena Allah mencintai mereka, dan yang tidak gugur mungkin saja karena doa keluarganya yang memang belum siap untuk ditinggal selamanya, atau ada skenario penting yang masih perlu dilakoninya. Dan pengertian jihad itu sangat luas, contohnya seorang suami yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya semata-mata karena Allah adalah termasuk jihad juga. Atau bisa juga ada rahasia lain yang sangat penting, Wallahu’alam…
Jika ada manusia yang celaka karena sebuah ujian, kemudian ia mau bersabar terhadap ujian itu maka ia akan mendapat pahala yang besar. Berbeda dengan orang yang celaka akibat kemalasan memilih takdir yang baik, maka ia tidak akan mendapat ganjaran pahala sedikitpun, melainkan hanya berupa penderitaan yang harus ditanggungnya sendiri akibat dari kemalasannya itu. Kecuali jika ia mau segera bertobat dengan menyesali sikap malasnya itu, kemudian mau bersabar terhadap peristiwa yang sudah menimpanya, maka Allah-pun akan memberikan ganjaran pahala atas kesabarannya yang kemudian itu.
Kini jelas sudah, betapa pentingnya sebuah usaha, doa, dan tawakal guna memilih takdir yang baik. Dan karena itulah, manusia yang mendapat musibah karena kemalasannya memilih takdir yang baik, tidak selayaknya mengatakan kalau itu adalah takdir Allah yang harus diterima, atau memang sudah menjadi ketentuan Allah yang tak dapat di bantah, padahal musibah itu adalah akibat dari kesalahannya sendiri yang memang belum berusaha dengan maksimal dalam memilih takdir. Ingatlah, kalau takdir itu adalah sebuah sistem pilihan yang mana manusia dituntut untuk bisa memilih sendiri dengan benar. Sebab, Allah memang sudah memberi kebebasan penuh bagi manusia untuk menentukan pilihan, dan Allah tidak akan pernah memaksa manusia yang sudah bisa berfikir dalam menentukan sebuah pilihan. Sebab, jika Allah sampai melakukan itu, maka kehidupan di dunia ini sudah tidak ada gunanya lagi. Ketahuilah, kalau campur tangan Allah dalam menentukan sebuah pilihan, hanya sebatas memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan mengenai urusan memilih tetap merupakan hak istimewa manusia yang tak mungkin Allah paksakan.

Asy Syuura 8. Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.

Al Baqarah 272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).

Jadi, dengan demikian tidak ada lagi alasan bagi manusia yang malas memilih takdir yang baik untuk mengelak dari tanggung jawab dengan seenaknya mengatakan kalau apa yang sudah menimpanya adalah takdir, padahal ia sendiri belum berusaha. Contohnya seperti pengendara mobil/sepeda motor yang ngebut dan tidak mematuhi peraturan lalulintas. Juga seorang penyebrang jalan yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan atau zebra cross yang telah disediakan, dan masih banyak lagi contoh lainnya mengenai kemalasan dalam memilih takdir yang baik, bahkan dengan entengnya mereka melakukan tindakan yang ceroboh itu. Seandainya banyak orang yang bisa memahami ini dengan baik, tentu mereka tidak akan berani melakukannya. Sebab, semua itu jelas akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang pengendara yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas kemudian menyebabkan orang lain celaka maka ia telah menzolomi orang lain, dan jika seorang penyebrang jalan yang tidak menyebrang pada tempatnya jelas ia juga bisa menzolimi orang lain, misalkan ada pengendara yang membanting stir karena takut menabraknya, kemudian akibatnya pengendara itu menabrak pohon dan terluka, atau mungkin meninggal dunia, maka sudah barang tentu orang yang menyebrang itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Intinya adalah, siapa saja yang menjadi menyebab dari suatu akibat yang buruk, dan itu diakibatkan dari kemalasannya memilih takdir yang baik, maka sudah barang tentu ia akan dimintai pertanggungjawabannya," jelas Harsya lagi panjang lebar.
"Be-benarkah seperti itu?" tanya Maya ragu.
"Wallahu’alam… May. Eng… memangnya kau mempunyai pemikiran lain yang bisa meyakinkanmu untuk bisa menjadi lebih baik."
"Tidak, Kak."
"Nah, jika begitu sebaiknya janganlah kau ragu. Sebab, jika apa yang aku kemukakan tadi memang bisa membuatmu menjadi lebih baik, menurutku tidak ada salahnya jika kau meyakininya! Namun jika tidak, ya tidak perlu diyakini!"
"Kalau begitu, aku akan mencoba untuk merenungkannya lebih dalam, Kak. Semoga dengan begitu aku bisa lebih pasti untuk meyakininya atau tidak."
"Ya sebaiknya renungkanlah… Oya, kau tahu kenapa kita begitu menyukai permainan ini?" tanya Harsya perihal permainan game online yang selama ini mereka mainkan.
"Ya, karena memang menyenangkan. Itu saja, Kak."
"May... harap kau ketahui. Kita menjadi senang memainkan permainan ini karena di dalam permainan ini ada tingkatan level yang membuat kita bersemangat dan mau berjuang untuk bisa meningkatkannya. Kau masih ingat betapa senangnya kita ketika kita berhasil naik ke level yang lebih tinggi? Padahal level itu hanya angka yang bertambah nilainya. Apakah kita senang hanya karena angka yang bertambah nilainya. Tentu saja tidak. Kita menjadi senang lantaran apa yang telah kita perjuangan begitu lama ternyata membuahkan hasil, yaitu naiknya level. Di dalam permainan game online ini kita bisa betah duduk berlama-lama dan menikmati apapun yang kita lakukan. Padahal, apa sih yang kita lakukan dalam permainan ini? Selain hanya berburu mencari nafkah, mengemban misi kebaikan dan saling membantu sesama. Di dalam permainan ini sama sekali tidak ada yang namanya hiburan seperti diskotik, kasino, dan hiburan lainnya yang hanya membuang-buang uang dan waktu. Coba saja kau renungkan, kenapa di dalam permainan ini kita justru bisa senang dengan hal-hal yang demikian. Malah kita begitu enggan untuk menyia-nyikan waktu kita, sebab kita merasa waktu itu begitu penting. Nah, kenapa di kehidupan nyata kita tidak seperti itu. Tidak membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak perlu, dan terus berjuang untuk meningkatkan nilai kemanusiaan dengan tetap mempertahankan harga dirinya, yaitu dengan menaikkan level dengan cara bertakwa kepada Allah. Kita beribadah kepada Allah, kita membantu sesama, dan kita tunaikan misi kita sebagai khalifah. Bukankah sangat mirip dengan permainan ini? Jika dalam permainan itu kita bisa senang ketika memainkannya, seharusnya di dalam dunia nyata pun kita bisa senang ketika menjalaninya. Sekali lagi aku harap renungkanlah semuanya… Semua ciptaan Allah ini. Dan berusahalah untuk selalu taat kepada-Nya. Sesungguhnya taat itu adalah takdir kita menuju surga. Aku mohon camkanlah baik-baik Sayang… Sekali lagi, aku mohon jangan pernah kau berpaling dari ketaatan, walaupun banyak sekali rintangan yang menghadang. Percayalah, semua ujian itu akan berlalu dan pada akhirnya akan membawa kepada kebahagiaan. Bukankah Allah tidak akan menyia-nyiakan seorang hamba-Nya yang berhasil."
Maya terdiam. Saat itu dia tampak merenungkan perkataan Harsya barusan. Hingga akhirnya, "Kak, maafkan aku. Terus terang aku menyesal karena selama di dunia game online ini aku sudah tidak mempedulikanmu yang ternyata begitu mencintaiku. Selama di dunia game ini aku sudah terobsesi mengejar level dengan tujuan yang salah, sehingga kau pun menjadi kuabaikan. Dan karena obsesi itu aku pun menjadi salah jalan, sehingga di dalam dunia nyata aku sering lupa waktu dan melupakan kewajibanku. Aku memang sudah tergelam dalam permainan game online ini sehingga aku tidak memahami tujuan permainan yang sebenarnya. Padahal tujuan permainan game online ini adalah untuk memahami arti kehidupan, yaitu dengan menjalin persahabatan, cinta dan kasih sayang. Bukan untuk menjadi yang terhebat dan bisa menantang siapa saja, namun lebih kepada nilai sosial, saling membantu sesama, menjalin kasih sayang, dan merenungkan penciptaan. Sungguh kehidupanku di dunia game online yang semu ini tak berbeda jauh dengan kehidupanku di dunia nyata yang juga semu. Aku terobsesi menjadi yang terkaya dan dikagumi banyak orang. Selama ini aku sudah tidak mempedulikan orang-orang yang sesungguhnya sangat mencintaiku, dan semua itu karena kesibukanku mengejar karir. Bahkan sampai-sampai aku tidak mempedulikan usiaku yang terus bertambah. Padahal, wanita seusiaku, yang kini sudah 25 tahun seharusnya sudah mempunyai momongan. Mulai saat ini aku akan meninggalkan dunia game online ini, dan aku akan menjalani kehidupan di dunia nyata dengan penuh makna. Sebab, permainan di dunia nyata jelas lebih menantang daripada game online ini. Karenanyalah aku akan berusaha menang dengan cara bertakwa kepada Allah, peduli pada sesama, saling mencintai dan menyayangi dengan penuh keikhlasan. Sungguh kini aku betul-betul menyadari kalau kehidupan nyata itu hanyalah sebuah permainan, dan dunia yang kuanggap nyata ternyata hanyalah dunia maya yang diciptakan Tuhan untuk menguji akal hamba-Nya. Aku berjanji, mulai hari ini aku akan meninggalkan game online ini dan menjalani kehidupanku dengan penuh makna."
"Eng… Apakah kau akan meninggalkan dunia game online ini untuk selamanya?"
"Tidak… kapan-kapan jika ada waktu luang aku tentu akan main lagi, namun tujuanku bermain kelak bukan sekedar bermain, namun lebih kepada perenungan dan menggunakan sarana permainan ini sebagai cermin kehidupan. Sehingga aku tidak lupa kalau dunia kita memang sebuah permainan. Syukur-syukur kalau aku bisa mengikuti jejakmu, yaitu saling mengingatkan sesama Gamer agar tidak terlena dengan permainan yang dimainkan," jelas Maya panjang lebar.
"Syukurlah kalau begitu…" Harsya merasa lega.
"O ya, sekarang sudah saatnya aku off line. Sampai bertemu di dunia yang berbeda, bye…" pamit Maya.
"Bye Sayang…" balas Harsya.
Tak lama kemudian, Maya sudah offline dan sedang melangkah menuju ke operator game center. Kini dia sudah bertatap muka dengan si operator seraya mengeluarkan dompetnya.
"Kok tumben cepat mainnya, Mbak. Biasanya kan sampai jam 7 pagi?" tanya si operator warnet yang sudah sangat mengenalnya.
"Iya, soalnya masih banyak pekerjaan penting yang harus aku kerjakan."
"Oh, begitu… O ya, ini tagihannya… cuma 20 ribu."
"Ini uangnya, terima kasih ya…"
"Sama-sama, Mbak "
Kini Maya tampak berdiri di depan Game Centre, saat itu hujan rintik-rintik memaksanya untuk berdiam diri.
"Maya!" seru seseorang tiba-tiba, orang itu tampak berlari menghapiri Maya sambil membawa payung di tangannya.
"Ka-Kak Haris...! Sedang apa kau di sini? Da-dari mana kau tahu aku ada di sini?" tanya Maya terkejut bukan kepalang.
"Aku datang hendak menjemputmu, May… Aku tahu kau berada di sini karena ketika kita sedang di kampung Bidadari kau pernah bilang kalau kau main di game center ini."
"Ja-jadi…"
"Ya… dia adalah aku. Dan aku mau minta maaf karena selama ini sudah membuatmu menderita. Sungguh aku tidak tahu, kalau tujuanku yang demi kebaikanmu itu sudah membuatmu jadi demikian."
"Tidak, Kak. Kini aku sudah sadar… kalau yang kau lakukan selama ini adalah benar. Aku saja yang terlalu egois dan tidak memahamimu. Kini aku memahami, bahwa aku ini hidup tidak sendirian. Dan karenanya, aku tidak mungkin hidup tanpa aturan. Di dalam dunia game yang di buat manusia saja ada aturannya, masa di dunia yang di ciptakan Allah ini tidak ada aturan. Bisa-bisa kehidupan di dunia ini jadi tidak asyik lagi. "
"May… ma-maukah kau kembali padaku? Dan… ma-maukah kau menikah denganku?"
Maya menatap Haris… saat itu air matanya tampak meleleh haru. "A-aku mau, Kak…"
"Syukur Alhamdulillah… Eng… Kalau begitu, ayo kuantar pulang!" Ajak Haris kepada Maya.
Kini keduanya tampak melangkah bersama menuju kompleks permukiman yang tak jauh dari tempat itu. Kedua terus melangkah di bawah siraman hujan rintik-rintik yang tampaknya akan lama berhenti.


Selesai…


Assalam….

Mohon maaf jika ada kesalahan di sana-sini, sebab saya hanyalah manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Saya menyadari kalau segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan segala kesalahan tentulah berasal dari saya. Karenanyalah, jika saya telah melakukan kekhilafan karena kurangnya ilmu, mohon kiranya teman-teman mau memberikan nasihat dan meluruskannya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih banyak.
Akhir kata, semoga cerita ini bisa bermanfaat buat saya sendiri dan juga buat para pembaca. Amin…

Wassalam…

Peace V ^_^

[ Cerita ini ditulis tahun 2008 ]